semua orang disekeliling kita pasti pernah mengalami mimpi, entah itu mimpi yang baik maupun yang buruk. Apakah Mimpi itu ? Habib Asseggaf dalam ungkapan filosofisnya pernah menuturkan "Mimpi yang baik itu adalah keindahan dalam hidup." mimpi juga pernah dialami oleh para nabi dan rasul, seperti mimpinya nabiyullah Ibrahim as.saat diuji keimanannya oleh ALLAH SWT untuk menyembelih putra tercintanya nabiyullah Ismail as. nabiyullah Yusuf as juga pernah bermimpi tentang matahari dan bintang yang bersujud dihadapannya. mimpi baginda Rasulullah SAW, saat diberitahu oleh malaikat jibril tentang pendamping hidup beliau satelah wafatnya siti khodijah, yaitu Aisyah. Mimpi yang dialami oleh para nabi dan rasul disebut dengan Ru'yatus Shadiqah, yang merupakan wahyu dari ALLAH SWT. berbeda dengan mimpi yang dialami oleh manusia biasa.
Abu Bakar bin Ali Muhyiddin al-Hatimi atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Arabi adalah seorang ulama islam yang berasal dari Murcia Tenggara, Spanyol yang lahir tanggal 17 Agustus 1165. beliau adalah seorang ulama yang ahli dalam bidang filsafat dan tasawuf mndefinisikan mimpi bagian dari imajinasi. maka untuk memahami terminologi mimpi dalam khazana pemikirannya, terlebih dahulu mengacu pada makna imajinasi itu sendiri. baginya, imajinasi adalah tempat penampakan wujud-wujud spiritual, para malaikat dan ruh, tempat mereka memperoleh bentuk dan figur-figur "rupa penampakan" mereka. karena disana konsep -konsep murni ( Ma'ani) dan tata indra (Mahshushat) bertemu dan memekar menjadi figur-figur personal yang dipersiapkan untuk menghadapi drama event rohani. ia juga menambahkan, bahwa kecakapan imajinasi itu selalu aktif, baik sedang dalam keadaan bangun maupun dalam keadaan tidur. selama berjam-jam bangun, kecakapan ini disimpangkan oleh kesan-kesan indera ( sense impression) unutk melakukan pekerjaannya secara wajar, tapi dalam keadaan tidur. ketika indera - indera dan kecakapan lainnya sedang istirahat, imajinasi terbangun semua.
Ibnu Arabi membagi mimpi itu menjadi tiga macam :
1. Mimpi atau kesan-kesan yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari dari orang itu dan mengirimkannya ke "mata Bathin" . hati mereka yang akan merefleksikannya dan membesarkannya seperti layaknya sebuah cermin. dengan cara inilah, mimpi biasa muncul sebagai asosiasi-asosiasi dari pikiran-pikiran (idea) dan kesan-kesan (image) yang menghubungkan diri mereka sendiri dengan beberapa objek syahwat.
2. mimpi semacam arus yang mengalir namun tetap bersih, dimana dipancarkan objek-objek segala gambaran (mimpi Simbolis). Ibnu Arabi menyatakan bahwa mimpi-mimpi semacam itu dapat dipercaya namun itu harus ditafsirkan karena hanya berupa simbol-simbol saja. imajinasilah yang mensuplai simbol-simbol itu. dan kita tidak harus mengambil simbol-simbol itu secara realistas.
3. mimpi spiritual non simbolik, yaitu : mimpi yang dapat dipercaya yang tidak ada simbolnya. disini imajinasi tidak campur tangan." Hati " langsung merefleksikan kesan-kesan spiritual ( Ma'ani ghaibiyah ). dalam mimpi golongan ini terdapat wahyu (revelation) dan ilham. inspirasi yang keluar langsung dari jiwa individual. karakteristik serta manfaat dari mimpi jenis ini hanya dapat diperoleh oleh jiwa-jiwa yang telah mencapai tarafnya para wali atau para nabi. wallahu a'lam bishowab.
Sumber : Al-ashriyyah Nurul Iman