tag:blogger.com,1999:blog-38697309765208633152024-02-20T21:22:49.705+07:00Islamic Center AlhusainySyaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.comBlogger38125tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-28554993006668587692017-08-24T15:10:00.004+07:002017-08-24T15:10:55.303+07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<header><h1 class="entry-title" itemprop="name headline" style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;">Tega Pada Anak Itu Penting</span> </h1>
<div>
<br /></div>
</header><div class="entry-content" itemprop="articleBody">
<div style="text-align: justify;">
“<em>Pak, anak perempuan puasanya ‘bocor’ karena haid. Tapi saya nggak tega menyuruh dia qodho puasanya, soalnya dia masih SD, lagian di sekolahnya kawan-kawannya nggak puasa. Boleh tidak saya bayar dengan fidyah?</em>”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu salah satu pertanyaan jamaah kepada saya di satu sesi sharing keislaman awal <a href="https://en.wikipedia.org/wiki/Ramadan" target="_blank">Ramadhan</a> tahun ini. Sang bunda merasa kasihan, <a href="http://kaosbapaksholeh.com/article/tega-pada-anak-itu-penting">nggak tega</a>, bila menyuruh anak putrinya yang baru saja alami pubertas melakukan qodho puasa. Pertimbangannya ia masih duduk di bangku SD, dan kalau puasa saat bersekolah ia akan dikelilingi banyak kawan-kawannya yang tidak berpuasa. Kan, berat, kasihan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tidak akan soroti soal fidyahnya ya, tapi saya akan ajak ayahbunda bicara soal salah satu tips mendidik anak. Saya percaya, ayahbunda pasti menginginkan putra-putrinya tumbuh soleh dan solehah. Taat pada Allah dan orang tua, serta sabar menjalankan perintah agama.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi seringkali kita lupa bahwa jalan menuju ke sana membutuhkan banyak kesiapan mental. Bukan saja bagi buah hati kita, tapi juga bagi kedua orang tuanya. Salah satunya adalah mempersiapkan mental agar menjadi ‘raja’ dan ‘ratu’ tega di hadapan anak-anak kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pandangan yang harus diluruskan tentang <a href="http://kaosbapaksholeh.com/article/memelihara-kelembutan-dalam-keluarga" target="_blank">pemberian kasih sayang kepada keluarga</a>. Sering tergambar kasih sayang itu berarti tidak menghukum, tidak menyuruh melakukan pekerjaan yang berat, atau menyusahkan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena gambaran umum seperti itu, banyak orang tua yang tidak tega mendisiplinkan anak dalam ajaran agama. Misalnya, tidak sedikit orang tua yang sengaja membiarkan anaknya tidur meski waktu sholat subuh sudah tiba. Alasannya karena kasihan melihat anak sedang tidur pulas. Ada juga yang tidak tega menyuruh anaknya puasa sehari penuh saat Ramadhan, atau untuk mengqodho puasa. Begitupula tidak tegas menyuruh anak memakai jilbab dan kerudung meski sang anak sudah masuk usia gadis/baligh.</div>
<div style="text-align: justify;">
Benar Islam adalah agama rahmat. Penuh kasih sayang. Allah pun Zat Pengasih lagi Penyayang. Namun jangan lupa Allah pun menghendaki semua hambaNya taat padaNya dengan menjalankan perintah dan meninggalkan laranganNya. Saat kita mematuhi syariatNya, disanalah Allah akan melimpahkan rahmatNya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.</em>(TQS. 33: 71)</div>
<div style="text-align: justify;">
Melalaikan perintah dan melanggar larangan Allah adalah tanda kita menolak rahmat Allah. Bukankah kedatangan risalah Islam dan Rasulullah saw. adalah sebagai rahmatan lil alamin? Termasuk saat kita melatih anak-anak kita taat pada syariat, sebenarnya kita sedang mengajarkan mereka untuk meraih kasih sayang Allah Ta’ala.</div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, banyak orang tua, terutama bunda yang tidak tega menyuruh anak-anak untuk mengerjakan berbagai perintah agama semisal; shalat tepat waktu, berjamaah ke mesjid, mengenakan jilbab, menjalankan puasa Ramadhan, dsb.</div>
<div style="text-align: justify;">
Atau juga tidak tega menegur atau menghukum mereka saat melakukan kesalahan semisal melalaikan shalat, membatalkan puasa, berpacaran, tidak menutup aurat, dll.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ayahbunda harus menyadari bahwa perasaan tidak tega disana bukan kasih sayang, tapi yang benar adalah memanjakan anak dalam kesalahan. Ini bukan lagi persoalan kecil, tapi amat serius. Karena saat ayahbunda membiarkan hal itu berulang-ulang, maka bisa jadi bagian dari karakter anak yang sulit diubah saat ia dewasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibarat pohon, saat masih kecil mudah untuk membentuk batang dan rantingnya. Kita bisa memasang tali, kayu penyangga dan kawat untuk membentuk batang pohon. Tapi jika pohon itu sudah besar, maka sudah tak mampu lagi kita membentuk pohon tersebut karena sudah permanen.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk membuat anak kita memiliki karakter yang positif (baca: <strong>Islami</strong>) terkadang dibutuhkan ketegasan dan sedikit mengorbankan perasaan. Namun bila konsisten dengan pola pendidikan seperti ini, maka tak akan sulit bagi anak untuk menjalankan berbagai hukum Allah yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami di rumah juga mengalami kondisi yang sama dalam mendidik anak. Lazimnya anak-anak senangnya tidur saat azan subuh berkumandang, tapi kami paksa mereka untuk bangun. Selain itu kami paksa juga mereka untuk selalu mengerjakan shalat berjamaah di mesjid.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan putri kami yang sekarang berusia 9 tahun, terus menerus kami ingatkan untuk mengenakan kerudung dan jilbab saat bermain keluar rumah, sekalipun hanya di teras. Meski terkadang ia lupa, tapi kami berusaha mengingatkan amal kebaikan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kami mengikuti perasaan, memang sih tidak tega membangunkan anak di pagi buta, menyuruh memakai jilbab dan kerudung di luar rumah – apalagi saat musim panas –, tapi kami berpegang pada prinsip; inilah masa <a href="http://kaosbapaksholeh.com/article/awas-usianya-sudah-10-tahun" target="_blank">membentuk karakter anak sebelum mereka tumbuh dewasa.</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah saw. pun tidak selamanya bermain dan menyenangkan anak. Adakalanya Beliau menghukum anak yang berbuat salah. Adz Dzahabi dalam <em>Tarikhul Islam</em> ketika menyebutkan biografi Al Hakam bin Al Walid Al Wuhadzi Al Himshi salah seorang Shighor At Tabi’in, menyebutkan riwayat kisah ini dengan teks,</div>
<blockquote>
<div class="arab" style="text-align: right;">
عن أبي بُسْرٍ قَالَ: بَعَثَتْنِي أُمِّي بِقِطْفِ عِنَبٍ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَكَلْتُهُ، فَكَانَ بعد إذا رآني قال: غدر، غدر</div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Dari Abu Busr berkata: “<em>Aku diutus ibuku untuk memberikan setangkai anggur kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, tapi aku memakannya. Maka, jika Nabi melihatku beliau berkata: Pelanggar amanah, pelanggar amanah</em>.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, belajar tega pada anak itu penting! Bahkan harus! Jangan biarkan perasaan ayahbunda mengalahkan perintah menjalankan agama. Ingat, rasa tidak tega pada hal itu bagian dari perangkap syetan agar ayahbunda membiarkan anak berada terus dalam kesalahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ingatlah ketika Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah membawa putranya, Ismail as. untuk disembelih, iblis mendatangi Ibrahim juga Hajar – ibunda Ismail – untuk merayu keduanya agar tidak usah menaati perintah Allah. Namun keduanya bergeming. Tak mempedulikan rayuan iblis bahkan melemparinya dengan batu-batu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, ayahbunda, di bulan agung Ramadhan ini, jadikanlah kesempatan untuk menanamkan nilai kedisplinan pada anak, sekaligus kita juga belajar menjadi orang tua yang tega pada anak. Yakni tega menyuruh mereka taat kepada Allah. Insya Allah semua akan berbuah pahala dan kebaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<small><br /></small></div>
<div style="text-align: justify;">
<small>Sumber :<a href="http://www.iwanjanuar.com/tega-pada-anak-itu-penting" target="_blank"> iwanjanuar.com</a></small></div>
</div>
</div>
Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-74511968408603136522017-07-28T09:17:00.000+07:002017-07-28T09:17:21.642+07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<a href="https://i0.wp.com/www.majelisrasulullah.org/wp-content/uploads/2016/11/hb-alwi-alhabsyi-1.jpg?resize=639%2C400" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="https://i0.wp.com/www.majelisrasulullah.org/wp-content/uploads/2016/11/hb-alwi-alhabsyi-1.jpg?resize=639%2C400" style="background-color: transparent; cursor: move; text-align: left;" width="200" /></a><b>Jalsatul itsnain Majelis Rasulullah Saw</b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
Senin 10 juli 2017</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<b>-Habib Alwi bin Abdurrahman Al-Habsyi-</b></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ، وَالنَّفْعَ وَالاِنْتِفَاعَ، وَالْمُذَاكِرَةَ وَالتَّذْكِيْرَ،</strong><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><br />وَالإِفَادَةَ وَالاِسْتِفَادَةَ، وِالْحِثُّ عَلَى تَمَسُّكِ بِكِتَابِ الله،<br />وَبِسُنَّةِ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلَّم،<br />وَالدُّعَاءَ إِلَى الْهُدَى، وَالدِّلالَةَ عَلَى الْخَيْرِ،<br />اِبْتِغَاءَ وَجْهِ الله وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ</strong><br /><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ</strong><br /><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم</strong><br /><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ ۚ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ</strong><br /><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ</strong><br /><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">نعم المولى ونعم النصير</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Yang kita hormati dan kita cintai guru-guru kita Al-Habib Ja’far bin Muhammad Bagir Al-Atthos kita doakan semoga panjang umur dan di murahkan rezkinya, kemudian juga Habibanal Mahbub Al-Habib Muhammad Al-Bagir bin Alwi bin Yahya kita doakan mudah-mudahan panjang umur sehat wal afiyat, juga kepada Habib Ahmad Al-Idrus kita doakan panjang umur dan sehat wal afiyat, Ust. Abdussalam maupun para guru lainnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Alhamdulillah setelah kita bersyukur ke hadirat Allah sholawat dan salam kita haturkan untuk baginda Nabi besar Muhammad Saw. Lalu kemudian kita akan melanjutkan pelajaran kita dalam kitab Qutuful Falihin yang di karang oleh guru kita Sayyidil Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz semoga Allah panjangkan usianya, Allah sehatkan badannya, Allah kabulkan segala hajatnya dan senantiasa di kumpulkan oleh kita semua di dunia maupun akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.</div>
<ol style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0px 0px 20px 30px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px 0px 12px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">عن عائشة رضي الله عنها قالت (إن كان رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم ليدع العمل و هو يحب أن يعمل به خشية أن يعمل به الناس فيفرض عليهم) متفق عليه</strong></li>
</ol>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dari Aisyah RA berkata<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> “Jika Rasulullah SAW meninggalkan amalan padahal beliau suka mengamalkannya , namun khawatir orang-orang mengamalkannya kemudian diwajibkan bagi mereka (Muttafaqun ‘Aleih)</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Hadist malam ini hadist yang ke 50. Dari lanjutan hadist-hadist yang terangkum dalam kitab Qutuful Falihin. Yang di bawa hadist ini oleh Sayyidah Aisyah istri baginda Nabi kita Muhammad Saw Ummul Mukminin R.a semoga Allah meridhoinya dan kita mendapatkan barokahnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">قالت</strong> Sayyidah Aisyah berkata. <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">إن كان</strong> adalah Dhomiru Sya’n. artinya sesungguhnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">كان رسول الله صلى الله عليه و آله و سلم.</strong> Sesungguhnya baginda Rasul itu meninggalkan<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> ليدع العمل</strong> amal perbuatan. Yang di maksud amal perbuatan ibadah sunah, bukan ibadah wajib. Beliau sungguh meninggalkan ibadah amalan sunnah di hadapan sahabat-sahabatnya.<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> هو يحب</strong> padahal sebetulnya Nabi itu sangat senang, sangat suka, gemar senantiasa lakukan amalan sunnah itu di depan sahabatnya. Yang bisa di contoh bisa di ikuti tapi di tinggalkan oleh Rasul dihadapan para sahabat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> و هو يحب أن يعمل به خشية</strong> mengapa Nabi tinggalkan? Mengapa Nabi melakukan ibadahnya itu di dalam rumahnya tidak di hadapan sahabat,<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> خشية</strong> karena Nabi khawatir , karena Nabi takut<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> أن يعمل به الناس</strong>khawatirnya Nabi amalan itu di ikuti rame-rame sama sahabatnya<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> فيفرض عليهم</strong> yang berhujung akhirnya ibadah sunnah itu jadi wajib. <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">فيفرض</strong> <strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">عليهم</strong> khawatirnya Nabi ibadah yang tadinnya sunnah itu karena mereka mengikuti Nabi secara kompak khawatirnya di jadikan ibadah wajib turun wahyu dari Allah untuk ummat islam akan menjadi beban untuk ummatnya Baginda Nabi kita Muhammad Saw.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jadi hadist ini saudara hadirin-hadirat jamaah Majlis Rasulullah Saw menjelaskan bagaimana begitu lembutnya hati Rasulullah. Bukannya Nabi itu berharap kita meninggalkan sunnahnya bukan. Tapi Nabi khawatir kita tidak mampu. Nabi khawatir kita meninggalkan suatu ibadah apalagi itu wajib. Seseorang meninggalkan ibadah wajib dosa atau tidak? Dosa. Jadi Nabi tidak mau, yang sudah wajib sudah. Itu saja di jaga. Kalau ada kelonggaran waktu, semangat juang ibadah silahkan hidupkan ibadah-ibadah sunnah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Tetapi saat itu Rasul beliau lebih menyembunyikan ibadah-ibadah sunnahnya, contohnya Sholatnya di rumah. Sholat apa? Sholat sunnah. Kalau sholat wajib Nabi pergi ke Masjid. Tapi ibadah sholat-sholat sunnahnya seperti dhuha, seperti Tarawih, pada malam-malam ketiga, ke empat dan selanjutnya Nabi tidak ke Masjid. Khusus untuk Rasul. Kenapa? Khawatir kalau Rasul tetap mengimami sholat Tarawih 30 malam akhirnya Tarawih jadi wajib.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kalau Tarawih jadi wajib kira-kira wajib atau tidak buat kita? Jadi wajib juga. Kalau tidak sholat Tarawih sementara itu wajib maka kita dosa. Tidak sholat witir jadi dosa. Nabi sholat Dhuhanya di rumah. Tidak di Masjidnya. Khawatir sahabat melihat dan mengikuti Rasul akhirnya sholat Dhuha jadi wajib. Kalau sholat Dhuha jadi wajib kita semua wajib melaksanakannya berapa banyak orang meninggalkan sholat Tarawih, berapa banyak orang meninggalkan sholat Dhuha, zuhur, Asar, Magrib, Isya, Subuh saja sering di tinggalkan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Jadi ini saudara hadirin-hadirat yang di rahmati oleh Allah Swt. Bukan beranggapan Nabi meninggalkan amalan itu karena Nabi tidak suka ibadah. Nabi orang yang paling suka, paling gemar ibadah. Untuk apa? Nabi itu orang yang selalu ingin bermunajat sama Allah. Sampai makan bawang saja Nabi tidak mau. Saya ini individu seseorang yang setiap detiknya saya itu munajat sama Allah. Jadi saya tidak mau mulut saya ini bau.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Makanya tidurnya Nabi tidak membatalkan wudhu. Karena Nabi setiap detiknya selalu berhubungan dengan Allah. Lalu untuk apa Nabi meninggalkan? khawatir kita teledor. Sementara kita akan terkena dosa dari pada ibadah-ibadah wajib kita yang kita tinggalkan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam shohih Bukhori yang di bawa oleh Abu Hurairah pada malam ke tiga, malam ke empat Nabi tidak sholat berjamaah maksud nya tidak ikut sholat Tarawih berjamaah Witir berjamaah di Masjid. Pada malam ke tiga, malam ke empat Ramadhan Nabi tidak keluar dari rumahnya. Setelah sholat Isya Nabi pulang. Nabi kerjakan di rumah. Sahabat berkumpul dan tetap melaksanakan ibadah sampai Subuh Nabi keluar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Wahai sahabatku maaf tadi malam sampai sekarang saya baru keluar hanya untuk sholat berjamaah saya khawatir sholat-sholat malam jadi wajib untuk kalian di turunkan wahyu wajib dari Allah untuk kalian nantinya kalian tidak akan bisa menjalankan menjadi beban makanya saya tidak keluar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> </strong>Jadi hadist ini bisa kita ambil ungkapan bagaimana perhatiannya Rasul kepada kita ummatnya<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">. حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ</strong> sangat menginginkan orang-orang ini beriman. Sangat perhatian kepada manusia.<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ . وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ</strong> itu firman Allah. Allah Swt dalam wahyu nya berfirman tidaklah ku utus engkau wahai Muhammad melainkan menjadi manusia pembawa rahmat bagi alam semesta. Manusia ,jin , binatang, malaikat semua yang ada di bumi Allah. Nabi adalah utusan sebagai rahmat bagi alam semesta.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Makanya salah kalau di bilang Nabi kejam. Nabi itu orang paling lembut. Salah kalau di bilang Nabi itu orang yang sangat kasar. Nabi itu orang yang sangat halus. Perhatian, sampai ibadah yang di khawatirkan jadi wajib di tinggalkan oleh baginda Nabi kita Muhammad Saw. Saya ini rahmat yang di hadiahkan oleh Allah untuk semua manusia. Makanya kalau ada orang bertanya untuk apa kita sholawat? Sampai ribuan kali. Untuk apa kita baca sholawat sampai meneteskan air mata? Untuk apa kita bergadang bangun tengah malam mulut kita basah baca sholawat untuk Rasul .</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sesungguhnya saudara perlu kita ketahui tetesan air mata kita, kerinduan kita, sholawat yang kita baca untuk Rasul dari mulai kita sehat sampai sakit sampai meninggal dunia tidak sebanding dengan perhatiannya Rasul kepada kita di dunia saja apa lagi nanti di yaumil Mahsyar. Di dunia saja Nabi perhatian kepada kita sampai seperti ini. Jangan sampai ibadah sunnah karena kalian ikuti aku terus akhirnya jadi wajib kalian meninggalkan. Jadi lebih baik saya tinggalkan itu. Itu maksud hadist ini.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Belum lagi di alam barzah, belum lagi di Yaumil Qiyamah, bagaimana seseorang yang amal nya banyak tapi tidak dapat syafaat. Tidak dapat Rahmat Allah, tidak cium bau surganya Allah. Begitu besar rahmat Allah yaitu baginda Nabi kita Muhammad Saw. Makanya dalam hadist ini di jelaskan seperti itu Nabi meninggalkan bukan berarti Nabi tidak suka. Nabi suka, tapi Nabi khawatir menjadi wajib akhirnya kalian teledor.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ini agama Islam saudara, agama yang paling enak. Agama yang paling enteng. Dalam Shohih Bukhori agama Islam itu enteng, mudah. Kalau ada orang menjadikan agama islam ini berat, menjadikan agama islam ini sangat sulit, ibadahnya harus begini, harus begitu, kalau tidak begini haram, kalau tidak begitu salah, terlalu membeban-bebani pasti orang itu bakal terkalahkan. Kata Nabi makanya kerjakanlah sebagaiman mestinya. Atau mendekati semestinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bergembiralah kalian wahai umat islam jangan sedih, jangan sulit, dan minta lah rahmat Allah. Tapi kata Nabi mohonlah kalian pahala dari Allah pagi, sore dan sedikit di waktu malam. Agama Islam enteng. Bikin mudah jangan bikin sulit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ada sahabat ikut perang lalu di tengah malam dia bangun kemah dan pada malam nya dia tidur ketika pagi dia janabah. Sementara kepala nya retak karena terkena pedang lalu dia bertanya ke sahabat: bagaimana cara saya untuk sholat ? kamu harus mandi janabah terlebih dahulu. Lalu dia mandi. Ketika air masuk ke kepalanya yang retak dia meninggal dunia. Kata Nabi engkau telah membunuhnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Agama itu mudah. Suruh Tayamum selesai.<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ</strong> (Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu). Begitu juga baginda Nabi kita Muhammad Saw. Dalam hadist Nabi: <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">seandainya saja saya tidak khawatir kalian terbebani dengan siwak maka pasti saya wajibkan kalian semuanya untuk memakai Siwak setiap hendak sholat.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Siwak adalah kegemaran nya Nabi. Keunggulan yang paling utama manfaatnya mengingatkan 2 kalimat Syhadat ketika orang mau meninggal dunia. Kalau orang rajin pakai Siwak ketika dia mau meninggal dunia tidak perlu di ingetkan dia akan ingat sendiri. Kita lihat dalam Hadist ini seperti itu. Sholat Dhuha nya Nabi dirumah. Sampai Nabi suruh kita kalau sholat Sunnah banyakin di rumah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Anda mau sholat Subuh di Masjid bagusnya sebelum berangkat sholat Sunnah Subuh 2 rakaat di rumah baru setelah itu jalan ke Masjid. Kita lihat Nabi sholat Dhuhanya juga di rumah dan sholat wajib di Masjid. Antara Subuh sampai zuhur itu waktu panjang. Dari Isya sampai Subuh waktunya panjang. Makanya ada sholat malam ada sholat siang. Sholat siang Sunnah itu Dhuha. Dari subuh sampai zuhur waktunya panjang makanya ada sholat Dhuha. 8 sampai 12.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ini kalau Nabi saat itu sholatnya di Masjid maka beruntunglah orang yang menjaga sholat Sunnah Dhuha. Coba sholat malam, waktunya dari Isya sampai Subuh. Di antaranya ada sholat Tarawih, ada sholat Witir. Contoh sholat Witir 11 Rakaat jadi wajib, Ramadhan tidak Ramadhan Witir wajib. Maka beruntunglah orang yang menjaga sholat Witir tersebut karena itu Sunnah Nabi kita Muhammad.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Nabi orang yang paling lembut dan perhatian kepada ummatnya bahkan di dalam shohihul Bukhori di bawa oleh Aisyah: <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">baginda Rasul melarang orang untuk Wishol Fisshowmi haram orang nyambung puasa.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kata ulama di dalam kitab Nabi itu haramin kalau orang puasa dengar azan magrib Wajib buka. Kalau Wishol dia lanjutin tidak buka haram. Tapi sahabat melihat Nabi seperti itu. Maksud nya apa? Nabi Wishol. Itu khusus ke istimewaan baginda Nabi kita Muhammad Saw. Tapi buat kita jangan. Nabi haramin dan takut puasa jadi beban. Tapi bagi Rasul itu keistimewaan untuk beliau. Sampai sahabat bertanya kepada Rasul anda melarang orang Wishol anda sendiri Wishol. Saya punya badan beda dengan badan kalian. Lambung saya beda dengan lambung kalian. Kulit saya beda dengan kulit kalian. Kalau saya yang kasih minum dan makan saya adalah Allah langsung. Tapi buat kita di larang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam Shohih Bukhori Nabi Sholat, saya Sholat dan ingin memanjangkan Sholat. Nabi cinta Sholat. Tiba-tiba saya mendengar tangisan anak kecil. Maka saya ringkas Sholat saya. Saya takut panjangnya sholat saya menjadi beban buat orang tua yang nunggu anaknya itu. Khusus nya ibu yang ikut sholat berjamaah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Saudara kita berterima kasih dengan Allah. Karena Allah telah mengutus baginda Nabi kita Muhammad Saw. Ini sholat Magrib kita tadi, sholat Isya, sholat Subuh kita nanti, zuhur, asar kita harus ingat kepada Rasul. Itu berkat Rasul sholat sehari semalam jadi 5 waktu. Kalau tidak ada Rasul kita sehari 50 waktu. 5 waktu saja berat. Jadi sholat 5 waktu itu adalah bentuk rahmatnya Allah berkat baginda Nabi kita Muhammad Saw.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kalau kita hidup di dunia jaga yang wajib saja saudara kita meninggal dunia tempat kita surga. Yang wajib jangan di tinggalin.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sebagaimana Hadist riwayat Imam Muslim Jabir bin Abdillah sedang bercerita ada orang datang kepada Rasul,<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-stretch: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Ya Rasulullah bagaimana kalau saya hidup di dunia ini saya hanya sholat 5 waktu? Masuk Ramadhan saya puasa. Mana yang Halal saya ikut Halalin, mana yang haram saya hindarin, begitu saja hidup saya Ya Rasul, kalau saya meninggal dunia apakah saya masuk surga? Kata Nabi iya kalau kamu meninggal dunia tempat kamu di surga.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Apalagi kalau di kombinasikan dengan ibadah-ibadah sunnah. Mudah-mudahan Allah Swt menjadikan ilmu yang kita dengarkan manfaat sehingga bisa muncul rasa cinta, rindu kita kepada baginda Nabi kita Muhammad Saw dan cinta kepada sunnah-sunnah nya Rasul. Wallahu a’lam Bisshowab.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif; font-size: 14px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-stretch: inherit; font-variant-numeric: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 2rem; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; font-family: Roboto, sans-serif;"><span style="font-size: 14px;"><a href="http://www.majelisrasulullah.org/2017/07/islam-itu-agama-yang-mudah/">http://www.majelisrasulullah.org/2017/07/islam-itu-agama-yang-mudah/</a></span></span></div>
</div>
Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-77300235973744034692011-10-14T09:41:00.000+07:002011-10-14T09:41:08.333+07:00Sholat Sunnah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat sunnah sering pula disebut sebagai sholat tathawwu’ atau sholat nawafil. Sholat sunnah pada dasarnya bisa dilakukan secara mutlaq dua rakaat-dua rakaat kapanpun juga selain pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Disamping itu, terdapat pula sholat-sholat sunnah dengan tujuan khusus. Sholat-sholat tersebut adalah sebagai berikut :</span></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6VdR8K3pjBBtTbx_53TM910KeJV5Fp8piaj3qtyQTl713SXXyaFzCCD3I4s1PniRUlet2WoaH5cIX0bqv-1jFgWvxsrEj8TLtEmPY2D9xhMDgt-IkOug-1nZVn-3RN4CS3teMG1nITVk/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6VdR8K3pjBBtTbx_53TM910KeJV5Fp8piaj3qtyQTl713SXXyaFzCCD3I4s1PniRUlet2WoaH5cIX0bqv-1jFgWvxsrEj8TLtEmPY2D9xhMDgt-IkOug-1nZVn-3RN4CS3teMG1nITVk/s1600/images.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"></span><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">1. Sholat Rawatib</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"> </span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat rawatib ialah sholat sunnah yang dilakukan mengiringi sholat fardhu, baik sebelumnya (qabliyah) ataupun sesudahnya (ba’diyah). Sholat-sholat rawatib sunnah muakkadah adalah dua rakaat sebelum shubuh (memiliki keutamaan yang sangat besar), dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sebelum ashar, dan dua rakaat sesudah maghrib. Khusus untuk dua rakaat sebelum shubuh, hendaknya dilakukan dengan singkat. Disamping itu terdapat pula sholat-sholat sunnah ghairu muakkadah, yakni dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sebelum maghrib, dan dua rakaat sebelum isya’.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat rawatib sangat penting kedudukannya karena ia dapat menyempurnakan sholat fardhu kita andaikata kurang sempurna kualitasnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">2. Sholat Tahiyyatul Masjid</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat tahiyyatul masjid ialah sholat dua rakaat yang disunnahkan mengerjakannya ketika seseorang memasuki masjid, sebelum ia duduk. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br />
</span><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">3. Sholat Tahajjud </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat tahajjud atau sholat malam (qiyamul lail) merupakan sholat sunnah yang amat penting. Diantara yang membuktikan hal itu ialah bahwa ia dinashkan langsung oleh Al-Qur’an. Pertama, dalam QS Al-Muzzammil. Kedua, dalam QS Al-Isra’ : 79. Sholat malam merupakan sarana untuk memperkokoh kekuatan ruhiyah seorang muslim. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Diantara keistimewaan sholat malam ialah :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat malam akan menjadikan pelakunya kelak dibangkitkan oleh Allah di akhirat dalam kedudukan yang terpuji. Bisa pula Allah akan mengangkatnya suatu saat di dunia ini dalam kedudukan yang terpuji.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat malam merupakan sarana yang sangat tepat untuk bermunajat kepada Allah pada saat kebanyakan manusia terbuai dalam tidurnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat malam merupakan salah satu sarana untuk menggapai kasih sayang Allah, karena ia merupakan kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih terdahulu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat malam akan mendatangkan kepada pelakunya perkataan yang berat (bermakna dan mantap).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat malam sangat tepat untuk meminta pertolongan kepada Allah, terutama jika dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir dimana saat itu merupakan saat dimana doa sangat mudah dikabulkan, karena Allah turun ke langit dunia dan menyeru,”Siapa yang memohon ampun akan Kuampuni. Siapa yang meminta akan Kuberi”.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat tahajjud hendaknya dilakukan dua rakaat dua rakaat, dimulai dengan dua rakaat ringan. Jumlah rakaat keseluruhannya tidak dibatasi. Akan tetapi Nabi saw tidak pernah melakukan sholat malam lebih dari sebelas rakaat baik di bulan Ramadhan ataupun diluar bulan Ramadhan, berdasarkan hadits A’isyah ra. Akan tetapi kebiasaan Nabi ini tidak menunjukkan pembatasan atau larangan dalam melebihi jumlah tersebut, karena sholat sunnah secara umum tidaklah dibatasi selama tidak dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat tahajjud bisa dilakukan kapan saja sesudah sesudah isya’ sampai tibanya waktu sholat shubuh. Akan tetapi waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir. Hendaknya sholat malam ini dilakukan sesuai dengan kemampuan. Apabila seseorang merasa sangat mengantuk, hendaklah ia tidur terlebih dahulu, baru kemudian menunaikan sholat malam. Nabi melarang sholat sunnah dalam keadaaan mengantuk karena dikhawatirkan pelakunya akan menggerutu dan mengucapkan sesuatu yang tidak baik dalam sholatnya sementara dia tidak sadar karena mengantuk.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Khusus selama bulan Ramadhan, umat Islam baik laki-laki maupun perempuan sangat didorong untuk menghidupkan malamnya dengan sholat malam (qiyam ramadhan) yang kemudian terkenal dengan sebutan sholat tarawih. Qiyam ramadhan bisa dilakukan sendiri-sendiri ataupun secara berjamaah. Akan tetapi menurut jumhur ulama, yang lebih utama adalah melakukannya secara berjamaah di masjid.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br />
</span><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">4. Sholat Witir</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Secara bahasa, witir artinya ganjil. Sholat witir adalah sholat dengan jumlah rakaat ganjil yang dikerjakan sebagai penutup sholat-sholat dari pagi sampai malam. Sholat witir hukumnya sunnah muakkadah. Sebaiknya sholat witir dikerjakan tiga rakaat jika mendapatkan keluangan waktu, atau satu rakaat jika waktunya sempit. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Waktu sholat witir sama dengan waktu sholat malam, yakni sesudah isya’ sampai tibanya waktu shubuh. Sebaiknya, sholat witir dikerjakan sesudah sholat tahajjud. Tetapi, jika seseorang khawatir tidak akan bangun maka hendaknya ia melakukan sholat witir sebelum tidur. Jika nanti ternyata ia bangun malam dan melakukan sholat malam, maka ia tidak perlu melakukan sholat witir lagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">5. Sholat Dhuha</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha, yakni sejak naiknya matahari setinggi tombak (=tiga meter) sampai sebelum matahari berada tepat diatas kepala. Namun, waktu yang lebih utama ialah ketika panas matahari sudah terasa. Sholat dhuha dilakukan dua rakaat dua rakaat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br />
</span><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">6. Sholat Gerhana</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat gerhana (sholat kusuuf) ialah sholat yang dikerjakan tatkala terjadi gerhana, baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Beberapa kalangan membedakan nama sholat ini berdasarkan jenis gerhananya. Untuk gerhana bulan, sholatnya disebut sholat khusuuf. Adapun untuk gerhana matahari, sholatnya disebut sholat kusuuf.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Hukum sholat gerhana adalah sunnah muakkadah, untuk laki-laki maupun perempuan. Yang lebih utama ialah melakukannya secara berjamaah, meskipun tidak menjadi syarat. Hendaknya imam mengucapkan “Ashsholatu jaami’ah” sebelum sholat dimulai. Waktu sholat gerhana ialah semenjak terjadinya gerhana sampai gerhana itu selesai.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Menurut jumhur ulama, sholat gerhana adalah dua rakaat dimana pada setiap rakaat terdapat dua ruku’. Secara urut demikian : takbiratul ihram – membaca Al-Fatihah dan disunnahkan membaca ayat Al-Qur’an sesudah itu – takbir lalu ruku’ (disunnahkan memanjangkan ruku’) – berangkat berdiri dari ruku sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidahu; Rabbanaa wa lakal hamdu” sehingga berdiri dengan kedua tangan bersedekap – membaca Al-Fatihah dan disunnahkan membaca ayat Al-Qur’an sesudah itu – takbir lalu ruku’ (disunnahkan memanjangkan ruku’) – i’tidal sebagaimana pada sholat biasa – sujud – duduk diantara dua sujud – sujud – lalu beranjak ke rakaat kedua dengan cara yang sama seperti rakaat pertama. Dengan demikian keseluruhan sholat terdiri atas empat kali berdiri sambil membaca Al-Fatihah dan ayat Al-Qur’an, empat kali ruku’, dan empat kali sujud. [berdasarkan hadits A’isyah ra]</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Disamping itu, saat terjadi gerhana hendaknya kita banyak mengucapkan dzikir, doa, dan istighfar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">7. Sholat Minta Hujan (Istisqa’)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Meminta hujan bisa dilakukan dengan cara-cara berikut :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dengan berdoa saja.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dengan berdoa pada khutbah Jum’at dan para jamaah mengamininya. [berdasarkan hadits riwayat Bukhari – Muslim].</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Dengan melakukan sholat istisqa’ – dan cara ini yang paling utama - sebagai berikut :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat dua rakaat secara berjamaah. Pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah lalu Surat Al-A’laa. Pada rakaat kedua membaca Al-Fatihah lalu Surat Al-Ghaasyiyah. Disamping sholat, terdapat pula khutbah, dimana begitu khutbah usai, semua orang membalik selendangnya : yang di kanan dipindah ke kiri dan yang di kiri dipindah ke kanan, lalu semuanya menghadap ke kiblat berdoa dengan suara yang dikeraskan sambil mengangkat tangan dimana punggung tangan mengarah ke langit. Jika belum melakukan sholat istisqa’ maka sesudah itu melakukan sholat. Sholat juga bisa dilakukan sebelum khutbah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">8. Sholat ‘Id</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat ‘id hukumnya sunnah muakkadah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Waktu pelaksanaan sholat ‘id adalah sejak matahari naik setinggi tombak (=tiga meter) sampai menjelang matahari tepat berada diatas kepala.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Hendaknya mandi sebelumnya, memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian terbagus yang ia miliki.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Untuk sholat idul fithri hendaknya makan terlebih dulu, tetapi tidak halnya dengan sholat idul adhha.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sebaiknya sholat dilakukan di lapangan, kecuali jika ada udzur seperti hujan maka sholat bisa dilakukan di masjid.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Hendaknya semua wanita dan anak-anak diajak serta.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Berangkat dan pulang dengan melalui jalan yang berbeda.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat tidak usah memakai adzan, iqamat, dan tidak pula ucapan “Ashsholatu jaami’ah”.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Disunnahkan bertakbir tujuh kali dengan mengangkat tangan setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama, dan bertakbir lima kali dengan mengangkat tangan setelah takbir qiyam (takbir intiqal).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat ‘id tidak didahului dengan sholat sunnah baik sebelum ataupun sesudahnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Sholat ‘id bisa dilakukan baik dengan berjamaah ataupun sendirian, baik di lapangan, di masjid, ataupun di rumah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";">Disunnahkan pula ada khutbah sesudah sholat ‘id.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal"><br />
</div></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-31575862475036291022011-08-16T09:00:00.000+07:002011-08-16T09:00:51.685+07:00Tingkatan Bacaan Al Quran<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">Terdapat 4 tingkatan atau mertabat bacaan Al-Quran iaitu bacaan<br />dari segi cepat atau perlahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Bookman Old Style;">At-Tartil </span></b></span><span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">: Bacaannya yg perlahan², tenang dan melafazkan setiap<br />huruf daripada makhrajnya yg tepat serta menurut hukum²<br />bacaan Tajwid dgn sempurna, merenung maknanya, hukum dan<br />pengajaran daripada ayat.</span> </li>
<li><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Bookman Old Style;">At-Tahqiq </span></b></span><span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">: Bacaannya seperti <i>Tartil</i> cuma lebih lambat dan perlahan,<br />seperti membetulkan bacaan huruf drp makhrajnya, menepatkan kadar<br />bacaan <i>mad</i> dan <i>dengung.</i></span> </li>
<li><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Bookman Old Style;">Al-Hadar </span></b></span><span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">: Bacaan yg cepat serta memelihara hukum²<br />bacaan Tajwid.</span> </li>
<li><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: Bookman Old Style;">At-Tadwir </span></b></span><span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">: Bacaan yg pertengahan antara tingkatan bacaan<br />Tartil dan Hadar, serta memelihara hukum² Tajwid.</span> </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><i><b><span style="font-family: Bookman Old Style;">Perhatian :</span></b></i></span> <span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">* Tingkatan bacaan <i>Tartil</i> ini biasanya bagi mereka yg sudah mengenal<br />makhraj² huruf, sifat² huruf dan hukum² Tajwid. Tingkatan bacaan ini<br />adalah lebih baik dan lebih diutamakan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">* Tingkatan bacaan <i>Tahqiq</i> ini biasanya bagi mereka yg baru belajar<br />membaca Al-Quran supaya dpt melatih lidah menyebut huruf<br /> dan sifat huruf dgn tepat dan betul.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">* Tingkatan bacaan <i>Hadar</i> pula biasanya bagi mereka yang<br />telah menghafal Al-Quran, supaya mereka dapat<br />mengulang bacaannya dlm masa yg singkat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Bookman Old Style; font-size: small;">* Tingkatan terakhir pula ialah <i>Tadwir</i> yakni pertengahan<br />antara <i>Tartil</i> dan <i>Hadar</i></span></div>
</div>
Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-91907089162164202362011-03-21T09:04:00.001+07:002011-03-21T09:13:34.475+07:00Memahami Waktu Shalat Fardhu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div style="text-align: justify;">“Sesungguhnya solat itu diwajibkan atas orang-orang yang beriman menurut waktu-waktu yang tertentu” ( Q.S. An-Nisa’ :103 )</div><div style="text-align: justify;">“Dirikanlah solat ketika gelincir matahari hingga waktu gelap malam dan dirikanlah solat subuh sesungguhnya solat subuh itu adalah disaksikan (keistimewaannya)”. ( Q.S. Al-Isra’ : 78 )</div><div style="text-align: justify;">Dengan berkembangnya peradaban manusia, berbagai kemudahan-kemudahan diciptakan untuk membuat manusia lebih praktis dalam segala hal termasuk dalam beribadah khususnya shalt fardu. Saat ini kita mengetahui banyak sekali diterbitkan jadwal waktu shalat dari berbagai instansi maupun organisasi antara lain; Departemen Agama, PP Muhammadiyah, PP Persis, PP Nahdatul Ulama (NU) dsb. Namun kesemuanya tidak dapat dilepaskan dari kaidah yang sebenarnya digunakan untuk menentukan waktu shalat yaitu “Pergerakan Matahari ” dilihat dari bumi.</div><div style="text-align: justify;">Sebelum manusia menemukan hisab/perhitungan falak/astronomi, pada zaman Rasulullah waktu shalat ditentukan berdasarkan observasi terhadap gejala alam dengan melihat langsung matahari. lalu berkembang dengan dibuatnya jam suria serta jam istiwa atau jam matahari dengan kaidah bayangan matahari.</div><div style="text-align: justify;">Dari sudut fiqih waktu shalat fardhu seperti dinyatakan di dalam kitab-kitab fiqih adalah sebagi berikut :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">•Waktu Subuh<b></b> Waktunya bermula dari terbit fajar sidiq sehingga terbit matahari (syuruk). Fajar sidiq ialah cahaya putih yang melintang mengikut garis lintang ufuk di sebelah Timur. Menjelang pagi hari, fajar ditandai dengan adanya cahaya yang menjulang tinggi (vertikal) di horizon Timur yang disebut “fajar kidzib”. Lalu kemudian menyebar di cakrawala (secara horizontal), dan ini dinamakan “fajar shiddiq”. Secara astronomis Subuh dimulai saat kedudukan matahari sebesar s° di bawah horizon Timur sampai sebelum piringan atas matahari menyentuh horizon yang terlihat (ufuk Mar’i). Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria sudut S sebesar 20° di bawah horison Timur.</div><div style="text-align: justify;">•<b>Waktu Zuhur</b> Disebut juga waktu istiwa’ (zawaal) terjadi ketika matahari berada di titik tertinggi. Istiwa’ juga dikenal dengan sebutan “tengah hari” (midday/noon). Pada saat istiwa’, mengerjakan ibadah shalat (baik wajib maupun sunnah) adalah haram. Waktu zhuhur tiba sesaat setelah istiwa’, yakni ketika matahari telah condong ke arah barat. Waktu “tengah hari” dapat dilihat pada almanak astronomi atau dihitung dengan menggunakan algoritma tertentu. Secara astronomis, waktu Zhuhur dimulai ketika tepi “piringan” matahari telah keluar dari garis zenith, yakni garis yang menghubungkan antara pengamat dengan pusat letak matahari ketika berada di titik tertinggi (istiwa’). Secara teoretis, antara istiwa’ dengan masuknya zhuhur membutuhkan waktu 2,5 menit, dan untuk faktor keamanan, biasanya pada jadwal shalat, waktu zhuhur adalah 5 menit setelah istiwa’ (sudut z°).</div><div style="text-align: justify;">•<b>Waktu Ashar</b> Menurut mazhab Syafi’i, Maliki, dan Hambali, waktu Ashar diawali jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Sementara madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Ashar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Ashar dapat dihitung dengan algoritma tertentu yang menggunakan trigonometri tiga dimensi. Secara astronomis ketinggian matahari saat awal waktu ashar dapat bervariasi tergantung posisi gerak tahunan matahari/gerak musim. Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria waktu Ashar adalah saat panjang bayangan = panjang benda + panjang bayangan saat istiwa.</div><div style="text-align: justify;">•<b>Waktu Maghrib</b> Waktunya bermula apabila matahari terbenam sampai hilangnya cahaya merah di langit Barat. Secara astronomis waktu maghrib dimulai saat seluruh piringan matahari masuk ke horizon yang terlihat (ufuk Mar’i) sampai kedudukan matahari sebesar m° di bawah horizon Barat. Di Indonesia khususnya Depag menganut kriteria sudut m sebesar 18° di bawah horison Timur.</div><div style="text-align: justify;">•<b>Waktu ‘Isya</b> Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit Barat, hingga terbitnya fajar shaddiq di Langit Timur. Secara astronomis, waktu Isya merupakan kebalikan dari waktu Subuh. Secara astronomis Isya dimulai saat kedudukan matahari sebesar i° di bawah horizon Barat sampai sebelum posisi matahari sebesar 20° di bawah horizon Timur.</div><div style="text-align: justify;">Akibat pergerakan semu matahari 23,5° ke Utara dan 23,5° ke Selatan selama periode 1 tahun, waktu-waktu tersebut bergesar dari hari-kehari. Akibatnya saat waktu shalat juga mengalami perubahan. oleh sebab itulah jadwal waktu shalat disusun untuk kurun waktu selama 1 tahun dan dapat dipergunakan lagi pada tahun berikutnya. Selain itu posisi atau letak geografis serta ketinggian tempat juga mempengaruhi kondisi-kondisi tersebut di atas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitMx6HcNgloCSJG0TQySi03_PpZFbAgXlckt8lzDFDEopjR0TN_NnKnQdxPVYhA-Hoz5XJXbv98UvnoE1rK82PCDQH_7vpegn8UABz538c5O2b43uxDe5FglUhNJif1sY-kQQV-zQsNDI/s1600/waktushalat.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitMx6HcNgloCSJG0TQySi03_PpZFbAgXlckt8lzDFDEopjR0TN_NnKnQdxPVYhA-Hoz5XJXbv98UvnoE1rK82PCDQH_7vpegn8UABz538c5O2b43uxDe5FglUhNJif1sY-kQQV-zQsNDI/s400/waktushalat.jpg" width="400" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
Sumber : <a href="http://fikrul.wordpress.com/"><b>http://fikrul.wordpress.com</b></a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-51954562609710455162010-12-26T08:55:00.000+07:002010-12-26T08:55:46.321+07:00Sesuatu yang tidak dimiliki ALLAH SWT<div style="text-align: justify;">Sayyidina Ali ra. : <b>Pintu Ilmu kenabian</b></div><div style="text-align: justify;"><b> </b> </div><div style="text-align: justify;">Ini sepenggal kisah Amirul Mukminin <b>Ali bin Abi Thalib</b> ra.. Suatu hari <b>Anas bin Malik</b> menyaksikan seorang Yahudi yang datang menghadap Khalifah Abu Bakar dan berkata, “<i>Aku ingin bertemu dengan khalifah Rasulullah saw</i>.” Para sahabat membawanya kepada <i><b>Khalifah Abu Bakar</b></i>. Dihadapan Abu Bakar, orang Yahudi berkata, “Anda khalifah Rasulullah saw?”</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Khalifah Abu Bakar berkata, “<i>Ya, tidakkah kamu melihat aku di tempat dan mihrab beliau?</i>” Orang Yahudi itu berkata, “<i>Jika Anda sebagaimana yang Anda katakana, wahai Khalifah Abu Bakar. Aku ingin bertanya kepada Anda tentang beberapa masalah</i>.” Khalifah berkata, “<i>Bertanyalah semaumu!</i>”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Orang Yahudi itu bertanya, “<i>Beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang tidak dimiliki Allah, yang tidak ada pada Allah dan yang tidak Allah ketahui?</i>” Khalifah berkata, “I<i>tu adalah masalah-masalah orang zindiq (atheis) wahai orang Yahudi!</i>”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Waktu itu, orang-orang Muslim hendak membunuh orang Yahudi itu. Ibnu Abbas segera berteriak dan berkata, “<i>Wahai Khalifah Abu Bakar, janganlah tergesa-gesa membunuhnya!</i>” Khalifah Abu Bakar berkata, “<i>Tidakkah kamu mendengar apa yang telah dikatakannya?</i>”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ibnu Abbas berkata, “<i>Kalau Anda mempunyai jawabannya, jawablah! Jika tidak, keluarkan dia ke tempat yang dia sukai.</i>”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya mereka mengusirnya. Yahudi itu berkata, “<i>Semoga Allah melaknat suatu kaum yang duduk bukan pada tempatnya. Mereka hendak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh tanpa pengetahuan.</i>” Dia pun akhirnya keluar seraya sesumbar, “<i>Wahai manusia Islam telah sirna. Mereka tidak dapat menjawab. Mana Rasulullah dan Khalifah Rasulullah?</i>”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>Ibnu Abbas</b> mengikuti orang Yahudi itu dan berkata kepadanya, “P<i>ergilah kepada ilmu kenabian dan ke rumah kenabian Sayyidina Ali bin Abi Thalib!</i>” Sementara itu, Khalifah Abu Bakar dan kaum Muslimin mencari orang Yahudi itu. Mereka mendapatkannya di jalan dan membawanya kepada Sayyidin Ali bin Abi Thalib. Mereka meminta izin darinya untuk masuk. Orang-orang berkumpul. Sebagian ada yang menangis dan sebagian lagi tertawa. Khalifah Abu Bakar berkata, “<i>Wahai Abu al-Hasan, orang Yahudi ini bertanya kepadaku beberapa masalah dari masalah orang-orang zindiq (atheis</i>).”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><i><b>Sayyidina Ali berkata</b></i>, “<i>Wahai orang Yahudi apa yang kamu katakana?” “Aku bertanya tetapi Anda akan berbuat yang serupa dengan perbuatan mereka</i>.” Sayyidina Ali berkata, “<i>Apa yang hendak mereka perbuat?</i>” Yahudi itu berkata, “<i>Mereka ingin membunuhku!</i>” Sayyidina Ali berkata, “J<i>angan khawatir. Tanyalah semuamu!</i>”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Orang Yahudi itu berkata, “<i>Pertanyaan ini tidak diketahui jawabannya kecuali oleh seorang nabi dan pengganti nabi</i>.” Sayyidina Ali berkata, “<i>Tanyalah sesukamu.</i>” “<i>Jawablah tentang sesuatu yang tidak dimiliki Allah, dan sesuatu yang tidak ada pada Allah, serta serta sesuatu yang tidak diketahui Allah?</i>”, tanya orang Yahudi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sayyidina Ali menjawab, “<i>Dengan syarat wahai saudara Yahudi!</i>. “Apa syaratnya?”, tanyanya. Sayyidina Ali berkata, “<i>Kamu mengucapkan bersamaku dengan benar dan ikhlas, “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah.” Yahudi itu berkata, “Baik, wahai tuanku.” Sayyidina Ali berkata,</i> “Wahai saudara Yahudi. Adapun pertanyaanmu tentang <i><b>sesuatu yang tidak dimiliki Allah adalah istri dan anak</b></i>.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Orang Yahudi itu terperangah. Ia berkata, “<i>Anda benar, wahai tuanku.</i>” “<i>Adapun pertanyaan kamu tentang sesuatu yang tidak ada pada Allah adalah kezaliman.” “Sedangkan pertanyaanmu tentang sesuatu yang tidak diketahui Allah adalah sekutu dan kawan. Dia Mahamampu atas segala sesuatu</i>”, jawab Sayyidina Ali.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Mendengar jawaban Sayyidina Ali, saat itu juga ia berkata, “<i>Ulurkan tanganmu, aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Anda adalah khlifahnya (penggantinya) dan pewarisnya</i>.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Orang-orang serantak bersorak senang. Khalifah Abu Bakar berkata, “<i>Wahai penyingkap kesedihan, wahai Ali engkau adalah pelegah kegelisahan dan penghilang dahaga</i>”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ali Syari’ati salah seorang sastrawan relegius asal Iran, ketika menuliskan Fathimah as, ia berkata, “Fathimah is Fathimah”. Tidak ada kata yang dapat menguraikan kemuliaan putri Rasulullah itu dimatanya. Lidah pun kelu ketika mencoba mengungkapkan sisi kehiduan suaminya, Imam Ali bin Abi Thalib. Cukuplah disini saya kutipkan perkataan Imam Syafi’i dan Ibn Sina tentang Ali. Imam Syafi’i berkata, “Apa yang bisa kukatakan tentang seseorang yang memiliki tiga sifat bergandengan dengan tiga sifat lainnya, yang tak pernah ditemukan bergandengan dalam diri siapa pun. Kedermawanan dengan kefakiran, keberanian dengan kecerdas-bijakan, dan pengetahuan teoritis dengan kecakapan praktis”. Sedang Ibn Sina berucap, “Imam Ali dan Al-Quran merupakan dua mukjizat Nabi saw. Kehidupan Imam Ali pada setiap fase sejarah Islam menjadi sebuah cermin – layaknya cerminan kehidupan Sang Nabi”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.facebook.com/notes/dickdug-cie-biew/pangeran-muslimin-sayyidina-ali-kw-pintu-ilmu-kenabian/478138934317">Dikutip dari hikmah sufi</a></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-28393066647516516422010-12-17T11:02:00.001+07:002010-12-17T11:09:25.870+07:00Cinta Allah dan Rasulullah<div style="text-align: justify;">Allah Swt berfirman, <i>"katakanlah, jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscya Allah mengasihi kalian" </i><b>(QS Ali `Imran [3]:31).</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ketahuilah, wahai yang dikasihi Allah, bahwa kecintaan hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatan dan kepatuhan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Adapun kecintaan Allah kepada hamba-Nya adalah limpahan ampunan-Nya kepadanya.<br />
<br />
Ada yang mengatakan, apabila hamba mengetahui bahwa kesempurnaan yang hakiki tiada lain kecuali milik Allah dan setiap yang tampak sempurna dari dirinya atau orang lain adalah dari dan kerena Allah, cintanya hanya milik dan kepada Allah. hal itu menuntut keinginan menaati-Nya dan mencintai segala yang mendekatkan diri kepada-Nya. Oleh karena itu,<i> mahabbah</i> ditafsirkan sebagai keinginan untuk taat dan kelaziman mengikuti Rasulullah Saw dalam peribadatannya. Hal itu merupakan dorongan menuju ketaatan kepada-Nya.<br />
Basyar al-Hafi berkata, "aku bermimipi bertemu dengan Nabi Saw. Beliau bertanya'Wahai Basyar, tahukah engkau, dengan apa Allah meninggikan kamu di antara kawan-kawamu?'<br />
"Tidak, wahai Rasulullah," jawabku. Beliau bersabda, <i>Dengan baktimu kepada orang-orang saleh, nasehatmu kepada saudara-saudaramu, kecintaanmu kepada sahabat-sahabatmu dan pengikut Sunnahku, dan kepatuhanmu kepada Sunnahku</i>." Selanjutnya Nabi Saw bersabda, "<i>barang siapa menghidupkan Sunnahku, dia telah mencintaiku. Dan, barang siapa mencintaiku, pada hari kiamat dia bersamaku di surga</i>."<br />
Di dalam hadis mahsyur disebutkan bahwa orang yang berpegang pada Sunnah Rasulullah Saw ketika orang lain berbuat kerusakan dan terjadi pertikaian diantara para penganut mazhab, dia memperoleh pahala dengan seratus pahala syuhada. demikian disebutkan dalam Syir`ah al-islam.<br />
<br />
Nabi Saw bersabda, "<i>Semua umat ku masuk surga kecuali orang yang tidak menginginkannya". Para sahabat bertanya "Siapa yang tidak menginginkannya"? Beliau menjawab, "Orang yang menaati ku masuk surga, sedangkan orang yang durhaka pada ku tidak menginginkan masuk surga. Setiap amalan yang tidak berdasarkan Sunnah ku adalah maksiat.</i>"<b> </b></div><div style="text-align: justify;">Ada seorang gila yang tidak meremehakan dirinya. Kemudian, hal itu diberitahukan kepada Ma`ruf al-Karkhi. Dia tersenyum, lalu berkata, "Wahai saudara ku, Allah memiliki para pencinta dari anak-anak, orang dewasa, orang berakal, dan orang gila . Yang ini adalah yang engkau lihat pada orang gila."<br />
<br />
Al-Junayd berkata, “Guruku al-Sari Ra jatuh sakit. Kami tidak tahu obat untuk menyembuhkan penyakitnya dan juga tidak tahu sebab sakitnya. Dokter yang berpengalaman memberikan resep kepada kami. Oleh karena itu, kami menampung air seninya kedalam sebuah botol. Lalu, dokter itu melihat dan mengamatinya dengan seksama. Kemudian dia berkata, ‘Aku melihat air seni iniseperti air seni seorang pencinta (al-`asyiq).’ Aku seperti disambar petir dan jatuh pingsan. Botol itu pun jatuh dari tangan ku. Kemudian, aku kembali kepada al-Sari dan mengabarkan hal itu kepadanya. Dia tersenyum dan berkata, ‘Allah mematikan apa yang dia lihat.’ Aku bertanya, ‘Wahai guru, apakah mahabbah itu tampak jelas dalam air seni?’ Dia menjawab, ‘Benar’.”</div><div style="text-align: justify;">Abu al-Hasan al-Zanjani berkata, “pokok ibadah itu adalah tiga anggota badan, yaitu telinga, hati, dan lidah. Telinga untuk mengambil pelajaran, hati untuk bertafakkur, sedangkan lidah untuk berkata benar, bertasbih dan berdzikir. Sebagaimana Allah Swt berfirman, <i>Berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbilah kepadanya-Nya diwaktu pagi dan petang</i> <b>(QS al-Ahzab [33]: 41-42)</b>.”</div><div style="text-align: justify;"><b>Hendaklah orang-orang Mukmin selalu dalam keadaan suci. Setiap kali berhadas, bersegeralah bersuci, shalat dua rakaat, dan berusaha menghadap kiblat dalam setiap duduknya. Hendaklah dia membayangkan bahwa dirinya sedang duduk dihadapan Nabi Saw menurut kadar kehadiran dan pengawasan batinnya. Dengan demikian dia, terbiasa tenang dalam segala perbuatan. Dia rela menanggung penderitaan, tidak melakukan sesuatu yang menyakiti (orang lain), dan memohon ampun dari setiap hal yang menyakitkan. Dia tidak membanggakan diri atas perbuatannya, karena bangga (<i>`ujb</i>) termasuk sifat-sifat setan. Pandanglah diri dengan mata kehinaan dan pandanglah orang-orang shaleh dengan mata kemuliaan dan keagungan. Barangsiapa yang tidak mengenal kemuliaan orang-orang shaleh, allah mengharamkannya bergaul dengan mereka. Dan barang siapa yang tidak mengenal mulanya ketaatan, dicabutlah manisnya ketaatan itu dari kalbunya. </b></div><div style="text-align: justify;">Allah Swt berfirman ketika Nabi Saw melakukan mi`raj, “<i>Wahai Ahmad, jika engkau ingin menjadi orang yang paling wara`, berlaku zuhudlah di dunia dan cintailah akhirat</i>,” <i>Nabi Saw bertanya, “Wahai Tuhan ku, bagaimana cara aku berlaku zuhud di dunia?” Allah menjawab, “Ambillah dari keduniaan itu sekedar memenuhi keperluan makan, minum, dan pakaian. Janganlah menyimpannya untuk hari esok dan biasakanlah berdzikir kepada-Ku.” Nabi Saw bertannya lagi, “Wahai Tuhan ku, bagaimana cara aku membiasakan berdzikir kepada Mu?” Allah menjawab, “Dengan mengasingkan diri dari manusia. Gantilah tidurmu dengan shalat dan (gantilah juga) makan mu dengan lapar.”</i><br />
<br />
Nabi Saw bersabda, “<i>Zuhud di dunia dapat menenangkan hati dan badan. Cinta kepadanya dapat memperbanyak emosi dan kesedihan. Cinta kepada keduniaan merupakan induk setiap kesalahan, dan zuhud dari dunia merupakan induk setiap kebaikan dan taat.</i><i> </i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">diambil dari terjemahan <b>Buku Imam Al-Ghazali "Mukasyafah al-Qulub; al-Muqarrib ila hadhrah al-Ghuyub fi`Ilmi al-Tashawwuf," Dar al-Fikr</b><i> </i></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-25794713543522498782010-12-03T14:28:00.001+07:002010-12-03T14:39:30.087+07:00Malu Sebagian Dari Iman<div style="text-align: justify;"><b>apakah masih ada zaman sekarang </b><b>Rasa malu </b><b>..?</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Calibri; font-size: 14pt;"></span><span style="font-size: 14pt;"> </span></div><div></div><br />
<div align="right"><b><span style="font-size: large;">عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ</span></b></div><span style="font-size: large;">[رواه البخاري ]</span><br />
Dari <b>Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu’anhu</b>, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, <i>“Sesungguhnya di antara ucapan kenabian yang pertama kali ditemui manusia adalah jika engkau tidak merasa malu, maka berbuatlah semaumu.”</i> (<b>HR. Bukhari. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Ahaditsul Anbiyaa’/3483/Fath]</b>)<br />
<br />
<i>Rasa malu</i> adalah sumber akhlak yang terpuji, juga merupakan pendorong untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan.<br />
<i>rasa malu</i> adalah <i><b>warisan dari para nabi dan rasul</b></i>, juga jelas-jelas disebutkan dalam Al Qur’an, maka kita wajib memelihara rasa malu yang telah diberikan Allah kepada kita. Menjadikannya sebagai akhlak, agar warisan para nabi tersebut tetap terpelihara dan menghiasi kehidupan.<b> </b><br />
<br />
<b>1. Rasa malu itu ada dua macam</b><br />
<ul><li><b>Rasa malu pembawaan</b>Yaitu rasa malu yang sudah dibawa manusia sejak lahir. Rasa malu ini bisa membawa pemiliknya kepada akhlak yang mulia, yang diberikan Allah swt pada hamba-Nya. Jika rasa malu ini terus tumbuh dan berkembang maka seseorang tidak akan melakukan maksiat, perbuatan keji dan berbagai perilaku yang menunjukkan kerendahan akhlak.Karena itu, rasa malu itu merupakan sumber kebaikan dan salah satu cabang dari keimanan. <i><b>Rasulullah saw</b></i> bersabda, “Rasa malu adalah cabang dari cabang-cabang keimanan.”Rasulullah saw sendiri lebih pemalu daripada seorang gadis dalam pingitan.Diriwayatkan bahwa <i><b>Umar ra</b></i> berkata, <i>“Barangsiapa yang merasa malu maka akan bersembunyi. Barangsiapa yang bersembunyi maka akan berhati-hati dan barangsiapa yang berhati-hati, maka ia akan terjaga.”</i></li>
</ul><ul><li><b>Rasa malu yang diperolah melalui usaha.</b>itu rasa malu yang didapat seseorang setelah ia mengenal Allah swt., mengetahui keagungan-Nya, kedekatan-Nya terhadap hamba-Nya, bahwa Allah swt senantiasa mengawasi hamba-hamba-Nya dan bahwa Allah swt mengetahui apa yang tampak dan apa yang tersembunyi, sekalipun dalam hati.Seorang muslim yang berusaha mendapatkan “rasa malu” ini, akan memperoleh keimanan dan sikap ihsan yang paling tinggi derajatnya. </li>
</ul><div style="text-align: justify;"><b>2. Rasa malu yang tercela</b></div>“<i>Rasa malu</i>” yang dapat menjadikan seseorang menghindari perbuatan keji adalah akhlak terpuji, karena akan menambah sempurnanya iman dan tidak mendatangkan satu perbuatan kecuali kebaikan. Namun, “rasa malu” yang berlebih-lebihan hingga membuat pemiliknya senantiasa dalam kekacauan dan kebingungan serta menahan diri untuk berbuat sesuatu yang sepatutnya tidak perlu malu untuk melakukannya, maka ini adalah akhlak yang tercela, karena ia merasa malu bukan pada tempatnya.<br />
<br />
<b>3. Malu bagi Muslimah</b><br />
Wanita muslimah dihiasi rasa malu. Mereka mendampingi laki-laki dalam menjalani kehidupan dan mendidik anak-anak dengan fitrah kewanitaan yang masih bersih. Hal ini sebagaimana diisyaratkan Allah swt dalam Al-Qur’an, ketika bercerita tentang salah satu putri <i><b>Nabi Syu’aib</b></i> yang diperintahkan untuk memanggil <i><b>Nabi Musa</b></i>, <br />
<br />
<i>“Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu, berjalan dengan malu-malu, ia berkata, “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.”</i> (<b>QS.Al-Qashash :25</b>)<br />
<br />
Putri Syu’aib as berjalan dengan penuh rasa iffah (kebersihan jiwa) ketika bertemu seorang laki-laki. Berjalan dengan penuh rasa malu dan jauh dari usaha untuk menarik perhatian. Meskipun demikian, ia tetap mampu menguasai diri dan menyampaikan apa yang harus disampaikan dengan jelas. Inilah rasa malu yang bersumber dari fitrah yang suci.<br />
<br />
Seorang gadis yang anggun dan shalihah, secara fitrah akan merasa malu ketika bertemu dan berbicara dengan laki-laki. Akan tetapi karena kesucian dan keistiqamahannya ia tidak gugup. Ia berbicara dengan jelas dan sebatas keperluan.<br />
<br />
Adapun wanita yang senantiasa bersolak, pergi tanpa muhrim, bahkan bercampur baur dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, tanpa ada keperluan yang dibolehkan secara syar’i, maka wanita seperti ini jelas bukan hasil didikan Al-Qur’an ataupun Islam.<b> </b><br />
<br />
<b>4. Hasil dari rasa malu</b><br />
Rasa malu akan membuahkan <i>Iffah </i>(kesucian diri). Maka barangsiapa yang memiliki rasa malu, hingga dapat mengendalikan diri dari perbuatan buruk, berarti ia telah menjaga kesucian dirinya. Rasa malu juga akan membuahkan sifat <i>Wafa’ </i>(selalu menepati janji). <i><b>Ahnaf Ibnu Qois</b></i> berkata, <i>“Dua hal yang tidak akan berpadu dalam siri seseorang: dusta dan harga diri. Sedangkan hargag diri akan melahirkan sifat Shidiq (berkata benar), <b>wafa’, malu, dan iffah</b>.</i><br />
<b>5. Kebalikan dari Rasa Malu</b><br />
Kebalikan dari rasa malu adalah <i>rasa tidak tahu malu</i>. Ini adalah sifat yang tercela, karena mendorong pemiliknya untuk melakukan kejahatan, tidak peduli dengan segala cercaan, hingga ia melakukan semua kejahatannya dengan terang-terangan.<br />
<br />
<b><i>Rasulullah saw</i></b> bersabda, <i>“Semua hambaku akan dimaafkan, kecuali orang yang melakukan kemaksiatan dengan terang-terangan.”</i><br />
<br />
Orang yang tidak memiliki rasa malu kepada Allah swt dan kepada sesama manusia, tidak akan jera dari melakukan kejahatannya kecuali dengan hukuman yang tegas dan keras. Karena, ada sebagian orang yang memiliki rasa takut dan tidak memiliki rasa malu.<b>.</b><br />
<b><br />
</b><br />
<b>" <a href="http://www.islamic-center-alhusainy.blogspot.com/">dari beberapa sumber</a> "</b>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-43787912275908758672010-11-06T19:57:00.002+07:002010-11-06T20:19:53.752+07:00Makna Sabar<div class="margin-10-10" id="tanggal" style="text-align: justify;"><a class="text-link" href="http://www.addthis.com/bookmark.php?url=http://www.eramuslim.com/syariah/tafsir-hadits/makna-sabar.htm"></a></div><div></div><div style="text-align: justify;">Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "<i>Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya</i>." (<b>HR. Muslim</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b></b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Sabar</i></b> merupakan sebuah istilah yang berasal dari <b><i>bahasa Arab</i></b>, dan sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah <b><i>"Shobaro"</i></b>, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi "shabran". Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur'an:</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.</i> (<b>QS. Al-Kahfi/ 18 : 28</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:</i> <i>Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah</i>.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Amru bin Usman</i></b> mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh <i><b>Imam al-Khowas</b></i>, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur'an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang). Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai, bermalas-malasan dan lain sebagainya. Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh, serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur'an</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat <i><b>103 kali</b> </i>disebut dalam al-Qur'an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik berbentuk isim maupun fi'ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya. Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur'an menjadi beberapa macam;</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">1. <i>Sabar merupakan perintah <b>Allah SWT</b></i>. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam<i> <b>QS.2: 153:</b> "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat banyak terdapat dalam Al-Qur'an. Diantaranya adalah dalam <b>QS.3: 200, 16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115</b> dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2. <i>Larangan isti'ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar)</i>, sebagaimana yang Allah firmankan (<b>QS. Al-Ahqaf/ 46: 35</b>): "<i>Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. <i>Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar</i>, sebagaimana yang terdapat dalam <b>QS. 2: 177:</b> "<i>…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa</i>."</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
4. <i>Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar</i>. Dalam surat <b>Ali Imran (3: 146)</b> Allah SWT berfirman : "<i>Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5. <i>Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar</i>. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (<b>QS. 8: 46</b>) ; "<i>Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar</i>."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">6. <i>Mendapatkan pahala surga dari Allah</i>. Allah mengatakan dalam al-Qur'an (<b>13: 23 - 24</b>); "<i>(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun `alaikum bima shabartum" (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.</i>"</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Inilah diantara gambaran Al-Qur'an mengenai kesabaran. Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai kesabaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.</b></div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana dalam al-Qur'an, dalam hadits juga banyak sekali sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;<br />
1. <i>Kesabaran merupakan</i> "<i>dhiya'</i> " (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan, "<i>…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…</i>" (<b>HR. Muslim</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2. <i>Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal</i>. Rasulullah SAW pernah menggambarkan: "<i>…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…</i>" (<b>HR. Bukhari</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. <i>Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik</i>. Rasulullah SAW mengatakan, "<i>…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.</i>" (Muttafaqun Alaih)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">4. <i>Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu'min</i>, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; "<i>Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya</i>." (<b>HR. Muslim</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5. <i>Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga</i>. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah berfirman, "<i>Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya.</i>" (<b>HR. Bukhari</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">6. <i>Sabar merupakan sifat para nabi</i>. Ibnu Mas'ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas'ud berkata"<i>Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, 'Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui</i>." (<b>HR. Bukhari</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">7. <i>Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat</i>. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,"<i>Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah</i>." (<b>HR. Bukhari</b>)</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
8. <i>Kesabaran dapat menghapuskan dosa</i>. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda, "<i>Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut</i>." (<b>HR. Bukhari & Muslim</b>)<br />
<br />
9. <i>Kesabaran merupakan suatu keharusan</i>, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "<i>Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, 'Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku</i>." (<b>HR. Bukhari Muslim</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Bentuk-Bentuk Kesabaran</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; <i>sabar dalam ketaatan kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi ujian dari Allah:</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">1. <b><i>Sabar dalam ketaatan kepada Allah</i></b>. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal, <br />
(1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya'. <br />
(2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya. <br />
(3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2. <i><b>Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan</b></i>. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan "menyenangkan". Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang "menyenangkan".</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. <b><i>Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah</i></b>, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits</b><br />
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya. Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Sabar terhadap musibah.</b> <br />
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :<br />
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘<i>Bertakwalah kepada Allah, dan bersabarlah.’ Wanita tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah yang menimpaku.’ Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.</i>’ (<b>HR. Bukhari Muslim</b>)<br />
<br />
<b>2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad). </b><br />
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘<i>Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya)</i>.” <b>HR. Muslim</b>.<br />
<br />
<b>3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.</b><br />
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘<i>Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah</i>. (<b>HR. Muslim</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan. </b><br />
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘<i>Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku). Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak)</i>. (<b>HR. Turmudzi</b>).<br />
<br />
<b>5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat</b>. <br />
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda, ‘<i>Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka.</i> (<b>HR. Turmudzi</b>)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi</b><br />
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘<i>Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat</i>. (<b>HR. Turmudzi</b>).</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Ketidaksabaran (baca; isti'jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran. Diantara kiat-kiat tersebut adalah;</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">1. <i>Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT</i>, bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">2. <i>Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur'an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari</i>. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur'an merupakan obat bagi hati insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">3. <i>Memperbanyak puasa sunnah</i>. Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">4. <i>Mujahadatun Nafs</i>, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">5. <i>Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia</i>. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna. Sedangkan ketidaksabaran (isti'jal), memiliki prosentase yang cukup besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat "amalan" seseorang yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (<b>Lihat QS. 9 : 105</b>)<br />
6. <i>Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi</i>. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">7. <i>Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi'in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya</i>. Karena hal ini juga akan menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di dunia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Wallahu A'lam</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://www.eramuslim.com/">eramuslim </a></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-68074118274154130332010-11-02T16:51:00.001+07:002010-11-03T08:51:24.802+07:00Ciri-Ciri Orang Dari Statusnya Di Facebook?<h2 style="text-align: justify;">Kira kira kalian tipe yang nomer mana aja nih??</h2><div></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>1.Manusia Super Update.</b><br />
Kapanpun dan dimanapun update status. Status nya ga panjang2 amat..tapi terlihat bikin risih, karena hal2 yang ga terlalu penting juga dia publikasikan<br />
contoh : “Lagi makan di restoran A..”, “Dalam perjalanan menuju neraka..”, “Saatnya baca koran..”, n blablabla ..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>2.Manusia Melankolis</b>.<br />
Biasanya dia curhat di status. Entah karena ingin banyak diberi komentar dari teman2nya atau hanya sekedar menuangkan unek2nya ke facebook, tapi biasanya orang tipe ini menceritakan kisahnya dan terkadang menanyakan solusi yg terbaik kepada yang laen..<br />
contoh : “Kamu sakitin aku..lebih baik aku cari yang lain..”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih km sudah sayang ama aku selama ini..”, n blablabla ..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>3.Manusia Tukang Ngeluh</b><br />
Ga pagi, ga siang, ga malem, ga dikasih ujan, ga dikasih panas, ga dikasih uang, ga dikasih makan, pokonya semuanya dia keluhkan..<br />
contoh : ” Jakarta maceeet..!! Panas pula..”, “Aaaargh ujan, padahal baru nyuci mobil..sialan..!!”, “Males ngapa2in.. cape hati gara2 si do’i..”, n blablabla ..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>4.Manusia Sombong</b><br />
Mungkin beberapa dari mereka ga berniat menyombongkan diri, tapi terkadang orang yang melihatnya, yang notabene tidak bisa seberuntung dia, merasa kalo statusnya itu kelewat sombong, dan malah bikin sebel..<br />
contoh : “Otw ke Paris ..!!”, “BMW ku sayang, saatnya kamu mandi..aku mandiin ya sayang..”, n blablabla</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>5.Manusia Puitis</b><br />
Dari judulnya udah jelas. Status nya selalu diisi dengan kata2 mutiara, tapi ga jelas apa maksudnya. Bikin kita terharu? Bikin kita sadar atas pesan tersembunyi nya? atau cuma sekedar memancing komentar? Sampai saat ini, tipe orang seperti ini masih dipertanyakan..<br />
contoh : “Kita masing-masing adalah malaikat bersayap satu. Dan hanya bisa terbang bila saling berpelukan”, “Jika kau hidup sampai seratus tahun, aku ingin hidup seratus tahun kurang sehari, agar aku tidak pernah hidup tanpamu”, n blablabla ..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>6.Manusia in English</b><br />
Tipe manusianya bisa seperti apa saja, apakah melankolis, puitis, sombong dan sebagainya. Tapi dia berusaha lebih keren dengan mengatakannya dalam bahasa Inggwis Gicyu Low..<br />
contoh : “Tie and Chair..”, “I can tooth, you Pink sun..” n blablabla ..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>7. alay !</b><br />
updatenya gaul2… dan bahasa dewa.. ejaan yang dialaykan..<br />
contoh..” met moulnin all.. pagiiieh yg cewrah… xixiixi” << lol~</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>8. obsesi...</b><br />
ngarep... tp ga kesampaian.. pengen jd artis ga dapat2.. dll..<br />
contoh : :duwh... sesi pemotretan lagi! cape...</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>9. Sok tau..</b><br />
sotoy tenarnya..<br />
contoh : pemerintah selalu memanjakan rakyatnya.. bla..bla...bla...<br />
pdahal ga taw apa yang ditulis..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>10. bioskop mania..</b><br />
update film yang abis ditonton dan kasih comment..<br />
contoh : ICE AGE 3..REcomended!!</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>11. tipe pedagang:</b><br />
contoh: "jual sepatu bla bla bla"</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>12. tipe penyuluh masyarakat:</b><br />
contoh: "jangan lupa dateng ke TPS, 5 menit utk 5 tahun bla..bla"</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>13. Pengguna Facebook Tipe kikiler</b><br />
baru online 'PERTAMAXXXX GAN!'... 5 menit lagi 'kalo berkenan cendolnya donk gannn'.... 1 jam lagi 'aduh sial gagal pertamax di trid sendiri'...... beberapa jam lagi 'YES GW UDAH ISO2000', trus nawarin 'bagi2 cendol gratiss di kikil ngerayain ISO ' kalo online pagi 'pagi2 enaknya ngikil gan!', 'tidur telat bangun pagi2 nyalain komputer ngikil lagi'<br />
Dan masukan lain yang tentunya jadi status of the year..</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>14.Manusia Alay …(nggak jelas maunya apa).</b><br />
Ada berbagai macam versi, dari tulisannya yang aneh, atau tulisannya biasa aja, hanya saja kosakata nya ga lazim..ato mungkin ada yg fusion..<br />
Alay 1 : "DucH Gw4 5aYan9 b6t s4ma Lo..7aNgaN tin69aL!n akYu ya B3!bh..!!"<br />
Alay 2 : "km mugh kog gag pernach ngabwarin aq lagee seech? kmuw maseeh saiangs sama aq gag seech sebenernywa?"<br />
Alay 3 : "Ouh mY 9oD..!! kYknY4w c gW k3ReNz 48ee5h d3ch..!!"</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>15.Tipe Hidden Message</b><br />
Tipe ini biasanya ga to the point, tapi tentunya punya niat biar orang yg dituju membaca nya..bagus2 kalo baca..kalo ngga? kelamaan nunggu, padahal langsung aja sms ya..<br />
contoh : "For you my M***, I can't live without you..you are my bla bla bla..", "Heh, cewe bajingan..ngapain lo deket2in co gw?! kyk ga laku aja lo.." <<< (padahal ce tersebut ga jadi friend nya..mana bisa baca .. BODOH !</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>16.Tipe Misterius</b><br />
Tipe yang biasanya bikin banyak orang bertanya tanya atas apa maksud dari status orang tersebut..Biasanya dalam suatu kalimat membutuhkan Subjek + Predikat + Objek + Keterangan..Tapi orang tipe ini mungkin hanya mengambil beberapa atau malah hanya 1 saja..Dan pastinya mengundang kontroversi..<br />
contoh : "Sudahlah..", "Telah berakhir.." <<< (apanya??), "Termenung..."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: center;">***(klo ada yang pernah baca yaudah dipilih aja )</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: left;">Sumber : <a href="http://commentportal.com/">www.commentportal.com </a></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-28939683654763540612010-10-30T18:47:00.003+07:002010-10-30T20:10:47.970+07:00Mimpi Sebuah Keindahan hidup<div style="text-align: justify;">semua orang disekeliling kita pasti pernah mengalami mimpi, entah itu mimpi yang baik maupun yang buruk. Apakah Mimpi itu ? Habib Asseggaf dalam ungkapan filosofisnya pernah menuturkan <i>"Mimpi yang baik itu adalah keindahan dalam hidup." </i>mimpi juga pernah dialami oleh para nabi dan rasul, seperti mimpinya <b><i>nabiyullah Ibrahim as</i></b>.saat diuji keimanannya oleh ALLAH SWT untuk menyembelih putra tercintanya <i><b>nabiyullah Ismail</b></i> as. <b><i>nabiyullah Yusuf as</i></b> juga pernah bermimpi tentang matahari dan bintang yang bersujud dihadapannya. mimpi baginda <i><b>Rasulullah SAW</b></i>, saat diberitahu oleh malaikat jibril tentang pendamping hidup beliau satelah wafatnya <b><i>siti khodijah</i></b>, yaitu <b><i>Aisyah</i></b>. Mimpi yang dialami oleh para nabi dan rasul disebut dengan <i><b>Ru'yatus Shadiqah</b></i>, yang merupakan wahyu dari <b>ALLAH SWT</b>. berbeda dengan mimpi yang dialami oleh manusia biasa.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i><b>Abu Bakar bin Ali Muhyiddin al-Hatimi</b></i> atau yang lebih dikenal dengan sebutan <b><i>Ibnu Arabi</i></b> adalah <i>seorang ulama islam yang berasal dari Murcia Tenggara, Spanyol yang lahir tanggal 17 Agustus 1165</i>. beliau adalah seorang ulama yang ahli dalam bidang <i>filsafat</i> dan <i>tasawuf</i> mndefinisikan <i>mimpi bagian dari imajinasi</i>. maka untuk memahami terminologi mimpi dalam khazana pemikirannya, terlebih dahulu mengacu pada makna imajinasi itu sendiri. baginya, imajinasi adalah tempat penampakan wujud-wujud spiritual, para malaikat dan ruh, tempat mereka memperoleh bentuk dan figur-figur "rupa penampakan" mereka. karena disana konsep -konsep murni ( <i>Ma'ani</i>) dan tata indra (<i>Mahshushat</i>) bertemu dan memekar menjadi figur-figur personal yang dipersiapkan untuk menghadapi drama event rohani. ia juga menambahkan, bahwa kecakapan imajinasi itu selalu aktif, baik sedang dalam keadaan bangun maupun dalam keadaan tidur. selama berjam-jam bangun, kecakapan ini disimpangkan oleh kesan-kesan indera ( <i>sense impression</i>) unutk melakukan pekerjaannya secara wajar, tapi dalam keadaan tidur. ketika indera - indera dan kecakapan lainnya sedang istirahat, imajinasi terbangun semua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
<b><i>Ibnu Arabi</i></b> membagi mimpi itu menjadi tiga macam :</div><div style="text-align: justify;">1. Mimpi atau kesan-kesan yang berhubungan dengan kejadian sehari-hari dari orang itu dan mengirimkannya ke "mata Bathin" . hati mereka yang akan merefleksikannya dan membesarkannya seperti layaknya sebuah cermin. dengan cara inilah, <i>mimpi biasa muncul sebagai asosiasi-asosiasi dari pikiran-pikiran (idea) dan kesan-kesan (image) yang menghubungkan diri mereka sendiri dengan beberapa objek syahwat.</i></div><div style="text-align: justify;">2. mimpi semacam arus yang mengalir namun tetap bersih, dimana dipancarkan objek-objek segala gambaran (<i>mimpi Simbolis</i>). Ibnu Arabi menyatakan bahwa mimpi-mimpi semacam itu dapat dipercaya namun itu harus ditafsirkan karena hanya <i>berupa simbol-simbol saja</i>. imajinasilah yang mensuplai simbol-simbol itu. dan kita tidak harus mengambil simbol-simbol itu secara realistas.</div><div style="text-align: justify;">3. <i>mimpi spiritual non simbolik, yaitu : mimpi yang dapat dipercaya yang tidak ada simbolnya. disini imajinasi tidak campur tangan</i>." Hati " langsung merefleksikan kesan-kesan spiritual ( <i>Ma'ani ghaibiyah</i> ). dalam mimpi golongan ini terdapat wahyu (<i>revelation</i>) dan ilham. inspirasi yang keluar langsung dari jiwa individual. karakteristik serta manfaat dari mimpi jenis ini hanya dapat diperoleh oleh jiwa-jiwa yang telah mencapai tarafnya para wali atau para nabi. wallahu a'lam bishowab.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber : <b>Al-ashriyyah Nurul Iman</b></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-84263190989105183402010-10-13T23:25:00.002+07:002010-10-13T23:50:19.205+07:00Menipiskan Alis<div style="text-align: justify;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" scrolling="no" src="http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fislamic-center-alhusainy.blogspot.com&layout=standard&show_faces=true&width=450&action=like&colorscheme=light&height=80" style="border: medium none; height: 40px; overflow: hidden; width: 250px;"></iframe><br />
<br />
Salah satu cara berhias yang berlebih-lebihan yang diharamkan Islam, yaitu mencukur rambut alis mata untuk ditinggikan atau disamakan. Dalam hal ini Rasulullah pernah melaknatnya, seperti tersebut dalam hadis:</div><blockquote>"<i>Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alisnya atau minta dicukurkan alisnya</i>." (Riwayat Abu Daud, dengan sanad yang hasan. Demikian menurut apa yang tersebut dalam Fathul Baari)</blockquote><div style="text-align: justify;">Sedang dalam <b><i>Bukhari</i></b> disebut:</div><div></div><div style="text-align: justify;"><i> Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan-perempuan yang minta dicukur alisnya.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Lebih diharamkan lagi, jika mencukur alis itu dikerjakan sebagai simbol bagi perempuan-perempuan cabul.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sementara ulama madzhab Hanbali berpendapat, bahwa perempuan diperkenankan mencukur rambut dahinya, mengukir, memberikan cat merah (make up) dan meruncingkan ujung matanya, apabila dengan seizin suami, karena hal tersebut termasuk berhias.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Tetapi oleh <b><i>Imam Nawawi</i></b> diperketat, bahwa mencukur rambut dahi itu samasekali tidak boleh. Dan dibantahnya dengan membawakan riwayat yang tersebut dalam Sunan Abu Daud: Bahwa yang disebut namishah (mencukur alis) sehingga tipis sekali. Dengan demikian tidak termasuk menghias muka dengan menghilangkan bulu-bulunya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Imam Thabari</i></b> meriwayatkan dari isterinya Abu Ishak, bahwa satu ketika dia pernah ke rumah Aisyah, sedang isteri Abu Ishak adalah waktu itu masih gadis nan jelita. Kemudian dia bertanya: Bagaimana hukumnya perempuan yang menghias mukanya untuk kepentingan suaminya? Maka jawab Aisyah: Hilangkanlah kejelekan-kejelekan yang ada pada kamu itu sedapat mungkin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;">Penulis</span> :</span> <u>Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi</u></h3><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3869730976520863315&postID=8426319098910518340" name="18"></a></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-47699922686083970942010-10-13T23:21:00.000+07:002010-10-13T23:21:34.548+07:00Menyambung Rambut<div style="text-align: justify;">Termasuk perhiasan perempuan yang terlarang ialah menyambung rambut dengan rambut lain, baik rambut itu asli atau imitasi seperti yang terkenal sekarang ini dengan nama <b><i>wig</i></b>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div style="text-align: justify;"><b><i>Imam Bukhari</i></b> meriwayatkan dari jalan <i>Aisyah, Asma', Ibnu Mas'ud, Ibnu Umar</i> dan <i>Abu Hurairah</i> sebagai berikut:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Rasulullah s.a.w. melaknat perempuan yang menyambung rambut atau minta disambungkan rambutnya</i>."</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Bagi laki-laki lebih diharamkan lagi, baik dia itu bekerja sebagai tukang menyambung seperti yang dikenal sekarang tukang rias ataupun dia minta disambungkan rambutnya, jenis perempuan-perempuan wadam (laki-laki banci) seperti sekarang ini.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Persoalan ini oleh Rasulullah s.a.w, diperkeras sekali dan digiatkan untuk memberantasnya. Sampai pun terhadap perempuan yang rambutnya gugur karena sakit misalnya, atau perempuan yang hendak menjadi pengantin untuk bermalam pertama dengan suaminya, tetap tidak boleh rambutnya itu disambung.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b><i>Aisyah</i></b> meriwayatkan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Seorang perempuan Anshar telah kawin, dan sesungguhnya dia sakit sehingga gugurlah rambutnya, kemudian keluarganya bermaksud untuk menyambung rambutnya, tetapi sebelumnya mereka bertanya dulu kepada Nabi, maka jawab Nabi: Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut dan yang minta disambung rambutnya.</i>" (Riwayat Bukhari)</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Asma'</i></b> juga pernah meriwayatkan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Ada seorang perempuan bertanya kepada Nabi s.a.w.: Ya Rasulullah, sesungguhnya anak saya terkena suatu penyakit sehingga gugurlah rambutnya, dan saya akan kawinkan dia apakah boleh saya sambung rambutnya? Jawab Nabi: Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan rambutnya</i>." (Riwayat Bukhari)</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Said bin al-Musayib</i></b> meriwayatkan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Muawiyah datang ke Madinah dan ini merupakan kedatangannya yang paling akhir di Madinah, kemudian ia bercakap-cakap dengan kami. Lantas Muawiyah mengeluarkan satu ikat rambut dan ia berkata: Saya tidak pernah melihat seorangpun yang mengerjakan seperti ini kecuali orang-orang Yahudi, dimana Rasulullah s.a.w. sendiri menamakan ini suatu dosa yakni perempuan yang menyambung rambut (adalah dosa).</i>"</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Dalam satu riwayat dikatakan, bahwa <i><b>Muawiyah</b> </i>berkata kepada penduduk Madinah:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Di mana ulama-ulamamu? Saya pernah mendengar sendiri Rasulullah s.a.w. bersabda: Sungguh Bani Israel rusak karena perempuan-perempuannya memakai ini (cemara)</i>." (Riwayat Bukhari)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah menamakan perbuatan ini <i>zuur</i> (dosa) berarti memberikan suatu isyarat akan hikmah diharamkannya hal tersebut. Sebab hal ini tak ubahnya dengan suatu penipuan, memalsu dan mengelabui. Sedang Islam benci sekali terhadap perbuatan menipu; dan samasekali antipati terhadap orang yang menipu dalam seluruh lapangan muamalah, baik yang menyangkut masalah material ataupun moral. Kata Rasulullah s.a.w.:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Barangsiapa menipu kami, bukanlah dari golongan kam</i>i." (Riwayat Jamaah sahabat)</blockquote></div><div style="text-align: justify;"><b><i>Al-Khaththabi</i></b> berkata: Adanya ancaman yang begitu keras dalam persoalan-persoalan ini, karena di dalamnya terkandung suatu penipuan. Oleh karena itu seandainya berhias seperti itu dibolehkan, niscaya cukup sebagai jembatan untuk bolehnya berbuat bermacam-macam penipuan. Di samping itu memang ada unsur perombakan terhadap ciptaan Allah. Ini sesuai dengan isyarat hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud yang mengatakan "... perempuan-perempuan yang merombak ciptaan Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud oleh hadis-hadis tersebut di atas, yaitu menyambung rambut dengan rambut, baik rambut yang dimaksud itu rambut asli ataupun imitasi. Dan ini pulalah yang dimaksud dengan memalsu dan mengelabui. Adapun kalau dia sambung dengan kain atau benang dan sabagainya, tidak masuk dalam larangan ini. Dan dalam hal inf Said bin Jabir pernah mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"Tidak mengapa kamu memakai benang.</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Yang dimaksud [tulisan Arab] di sini ialah benang sutera atau wool yang biasa dipakai untuk menganyam rambut (jw. kelabang), dimana perempuan selalu memakainya untuk menyambung rambut. Tentang kebolehan memakai benang ini telah dikatakan juga oleh Imam Ahmad.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;">Penulis</span> :</span> <u>Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi</u></h3><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><a href="" name="21"></a></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-51453964380483623952010-10-13T23:08:00.000+07:002010-10-13T23:08:07.310+07:00Memelihara Jenggot<div style="text-align: justify;">Termasuk yang urgen dalam permasalahan kita ini, ialah tentang memelihara jenggot. Untuk ini Ibnu Umar telah meriwayatkan dari Nabi s.a.w. yang mengatakan sebagai berikut:</div><blockquote>"<i>Berbedalah kamu dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis</i>." (Riwayat Bukhari)</blockquote><div style="text-align: justify;">Perkataan <b><i>i'fa</i></b> (pelihara) dalam riwayat lain diartikan <i>tarkuha wa ibqaauha</i> (tinggalkanlah dan tetapkanlah).</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Hadis ini menerangkan alasan diperintahkannya untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis, yaitu supaya berbeda dengan orang-orang musyrik. Sedang yang dimaksud orang-orang musyrik di sini ialah orang-orang Majusi penyembah api, dimana mereka itu biasa menggunting jenggotnya, bahkan ada yang mencukurnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Perintah Rasulullah ini mengandung pendidikan untuk umat Islam supaya mereka mempunyai kepribadian tersendiri serta berbeda dengan orang kafir lahir dan batin, yang tersembunyi maupun yang tampak. Lebih-lebih dalam hal mencukur jenggot ini ada unsur-unsur menentang fitrah dan menyerupai orang perempuan. Sebab jenggot adalah lambang kesempurnaan laki-laki dan tanda-tanda yang membedakan dengan jenis lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Namun demikian, bukan berarti samasekali tidak boleh memotong jenggot dimana kadang-kadang jenggot itu kalau dibiarkan bisa panjang yang menjijikkan yang dapat mengganggu pemiliknya. Untuk itulah maka jenggot yang demikian boleh diambil/digunting kebawah maupun kesamping, sebagaimana tersebut dalam hadis rlwayat Tarmizi. Hal ini pernah juga dikerjakan oleh sementara ulama salaf, seperti kata Iyadh: "Mencukur, menggunting dan mencabut jenggot dimakruhkan. Tetapi kalau diambil dari panjangnya atau ke sampingnya apabila ternyata jenggot itu besar (tebal), maka itu satu hal yang baik."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dan Abu Syamah juga berkata: "Terdapat suatu kaum yang biasa mencukur jenggotnya. Berita yang terkenal, bahwa yang berbuat demikian itu ialah orang-orang Majusi, bahwa mereka itu biasa mencukur jenggotnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kami berpendapat: Bahwa kebanyakan orang-orang Islam yang mencukur jenggotnya itu lantaran mereka meniru musuh-musuh mereka dan kaum penjajah negeri mereka dan orang-orang Yahudi dan Kristen. Sebagaimana kelazimannya, bahwa orang-orang yang kalah senantiasa meniru orang yang menang. Mereka melakukan hal itu jelas telah lupa kepada perintah Rasulullah yang menyuruh supaya mereka berbeda dengan orang-orang kafir. Di samping itu mereka telah lupa pula terhadap larangan Nabi tentang menyerupai orang kafir, seperti yang tersebut dalam hadisnya yang mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia itu termasuk golongan mereka.</i>" (Riwayat Abu Dawud)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan ahli-ahli fiqih yang berpendapat tentang haramnya mencukur jenggot itu berdalil perintah Rasul di atas. Sedang tiap-tiap perintah asalnya menunjukkan pada wajib, lebih-lebih Rasulullah sendiri telah memberikan alasan perintahnya itu supaya kita berbeda dengan orang-orang kafir. Dan berbeda dengan orang kafir itu sendiri hukumnya wajib pula.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tidak seorang pun ulama salaf yang meninggalkan kewajiban ini. Tetapi sementara ulama-ulama sekarang ada yang membolehkan mencukur jenggot karena terpengaruh oleh keadaan dan memang karena bencana yang telah meluas. Mereka ini berpendapat, bahwa memelihara jenggot itu termasuk perbuatan Rasulullah yang bersifat duniawiah, bukan termasuk persoalan syara' yang harus ditaati. Tetapi yang benar, bahwa memelihara jenggot itu bukan sekedar fi'liyah Nabi, bahkan ditegaskan pula dengan perintah dan disertai alasan supaya berbeda dengan orang kafir,</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><i>Ibnu Taimiyah</i> menegaskan, bahwa berbeda dengan orang kafir adalah suatu hal yang oleh syara' ditekankan. Dan menyerupai orang kafir dalam lahiriahnya dapat menimbulkan perasaan kasih dalam hatinya, sebagaimana perasaan kasih dalam batin dapat menimbulkan perasaan dalam lahir. Ini sudah dibuktikan sendiri oleh suatu kenyataan dan diperoleh berdasarkan suatu percobaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Selanjutnya ia berkata: Al-Quran, Hadis dan Ijma' sudah menegaskan terhadap perintah supaya berbeda dengan orang kafir dan dilarang menyerupai mereka secara keseluruhannya. Apa saja yang kiranya menimbulkan kerusakan walaupun agak tersembunyi, maka sudah dapat dikaitkan dengan suatu hukum dan dapat dinyatakan haram. Maka dalam hal menyerupai orang kafir pada lahiriahnya sudah merupakan sebab untuk menyerupai akhlak dan perbuatannya yang tercela, bahkan akan bisa berpengaruh pada kepercayaan. Pengaruhnya ini memang tidak dapat dikonkritkan, dan kejelekan yang ditimbulkan akibat dari sikap menyerupai itu sendiri kadang-kadang tidak begitu jelas, bahkan kadang-kadang sukar dibuktikan. Tetapi setiap hal yang menjadi sebab timbulnya suatu kerusakan, syara' menganggapnya suatu hal yang haram.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dari keterangan-keterangan di atas dapat kita simpulkan, bahwa masalah mencukur jenggot ini ada tiga pendapat:</div><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li>Pendapat pertama: Hukumnya haram. Yang berpendapat demikian, ialah Ibnu Taimiyah dan lain-lain.</li>
<li>Pendapat kedua: Makruh. Yang berpendapat demikian ialah Iyadh, sebagaimana tersebut dalam Fathul Bari. Sedang ulama lain tidak ada yang berpendapat demikian.</li>
<li>Pendapat ketiga: Mubah. Yang berpendapat demikian sementara ulama sekarang.</li>
</ol><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tetapi barangkali yang agak moderat dan bersikap tengah-tengah yaitu pendapat yang menyatakan makruh. Sebab tiap-tiap perintah tidak selamanya menunjukkan pada wajib, sekalipun dalam hal ini Nabi telah memberikan alasannya supaya berbeda dengan orang kafir. Perbandingan yang lebih mendekati kepada persoalan ini ialah tentang perintah menyemir rambut supaya berbeda dengan orang Yahudi dan Kristen. Tetapi sebagian sahabat ada yang tidak mengerjakannya. Oleh karena itu perintah tersebut sekedar menunjukkan sunnat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Betul tidak ada seorang pun ulama salaf yang mencukur jenggot, tetapi barangkali saja karena mereka tidak begitu memerlukan, karena memelihara jenggot waktu itu sudah menjadi kebiasaan mereka.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-weight: normal;">Penulis</span> : </span><u>Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi</u></h3><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-60354849271783301362010-10-13T23:03:00.000+07:002010-10-13T23:03:01.783+07:00Semir Rambut<div> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sehubungan dengan masalah ini ada satu riwayat yang menerangkan, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak memperkenankan menyemir rambut dan merombaknya, dengan suatu anggapan bahwa berhias dan mempercantik diri itu dapat menghilangkan arti beribadah dan beragama, seperti yang dikerjakan oleh para rahib dan ahli-ahli Zuhud yang berlebih-lebihan itu. Namun Rasulullah s.a.w. melarang taqlid pada suatu kaum dan mengikuti jejak mereka, agar selamanya kepribadian umat Islam itu berbeda, lahir dan batin. Untuk itulah maka dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh <i>Abu Hurairah, Rasulullah s.a.w</i>. mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Sesungguhnya orang-orang Yahudi tidak mau menyemir rambut, karena itu berbedalah kamu dengan mereka</i>." (Riwayat Bukhari)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Perintah di sini mengandung arti sunnat, sebagaimana biasa dikerjakan oleh para sahabat, misalnya <i>Abubakar</i> dan <i>Umar</i>. Sedang yang lain tidak melakukannya, seperti <i>Ali, Ubai bin Kaab </i>dan <i>Anas.</i></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Tetapi warna apakah semir yang dibolehkan itu? Dengan warna hitam dan yang lainkah atau harus menjauhi warna hitam? Namun yang jelas, bagi orang yang sudah tua, ubannya sudah merata baik di kepalanya ataupun jenggotnya, tidak layak menyemir dengan warna hitam. Oleh karena itu tatkala Abubakar membawa ayahnya Abu Kuhafah ke hadapan Nabi pada hari penaklukan Makkah, sedang Nabi melihat rambutnya bagaikan pohon tsaghamah yang serba putih buahnya maupun bunganya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Untuk itu, maka bersabdalah Nabi:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Ubahlah ini (uban) tetapi jauhilah warna hitam</i>." (Riwayat Muslim)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Adapun orang yang tidak seumur dengan Abu Kuhafah (yakni belum begitu tua), tidaklah berdosa apabila menyemir rambutnya itu dengan warna hitam. Dalam hal ini az-Zuhri pernah berkata: "<i>Kami menyemir rambut dengan warna hitam apabila wajah masih nampak muda, tetapi kalau wajah sudah mengerut dan gigi pun telah goyah, kami tinggalkan warna hitam tersebut</i>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Termasuk yang membolehkan menyemir dengan warna hitam ini ialah segolongan dari ulama salaf termasuk para sahabat, seperti: Saad bin Abu Waqqash, Uqbah bin Amir, Hasan, Husen, Jarir dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sedang dari kalangan para ulama ada yang berpendapat tidak boleh warna hitam kecuali dalam keadaan perang supaya dapat menakutkan musuh, kalau mereka melihat tentara-tentara Islam semuanya masih nampak muda.<a href="" name="23"></a></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dzar mengatakan:</div><div style="text-align: justify;"> <blockquote>"<i>Sebaik-baik bahan yang dipakai untuk menyemir uban ialah pohon inai dan katam.</i>" (Riwayat Tarmizi dan Ashabussunan)</blockquote></div><div style="text-align: justify;">Inai berwarna merah, sedang katam sebuah pohon yang tumbuh di zaman Rasulullah s.a.w. yang mengeluarkan zat berwarna hitam kemerah-merahan.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Anas bin Malik meriwayatkan, bahwa Abubakar menyemir rambutnya dengan inai dan katam, sedang Umar hanya dengan inai saja.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><a href="" name="2.2.13"></a><span style="font-weight: normal;">Penulis</span> : <u>Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi</u></h3>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-39003358455615217782010-10-11T17:27:00.000+07:002010-10-11T17:27:07.300+07:00Akhlak<div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu Perbuatan yang baik. </span><span style="font-size: small;">Akhlak bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.</span><span style="font-size: small;"> Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Imam Al Ghazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak. </span><br />
<br />
<u><b><span style="font-size: small;">KEUTAMAAN AKHLAK</span></b></u><br />
<span style="font-size: small;">Abu Hurairah ra. mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik.” (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah dan Daqqaq).</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menasehati sahabatnya, beliau shalallahu ‘alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa rashulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Tirmidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali).</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dari pada aklak yang baik, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam : “ Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba) adalah akhlak yang baik.” (HR. Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al Bani. Lihat ash Shahihah Juz 2 hal 535). Juga sabda beliau : “ Sesungguhnya sesuatu yang paling utama dalam mizan (timbangan) pada hari kiamat adalah akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, dishahihkan al Bani. Lihat Ash Shahihah juz 2 hal.535). </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata : Rashulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya.” (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419). </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik memiliki keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah mengambilakhlak yang baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan ditimbang menurut selera individu, bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang dibuat manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut timbangan syari’at atau sebaliknya. </span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syari’at, dalam semua masalah termasuk akhlak. Allah sebagai Pembuat syari’at ini, Maha Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang mendatangkan kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-hamba-Nya. Wallahu Ta’ala a’lam.</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke darjat yang tinggi dan mulia. Akhlak yang buruk akan membinasakan seseorang insan dan juga akan membinasakan ummat manusia. Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan yang tercela, yang akan membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya. Nabi s.a.w.bersabda yang bermaksud:</span><br />
<br />
<span style="font-size: small;">"Orang Mukmin yang paling sempurna imannya, ialah yang paling baik akhlaknya."(H.R.Ahmad) Manusia yang paling baik akhlaknya ialah junjungan kita Nabi </span><br />
<span style="font-size: small;">s.a.w. sehingga budi pekerti beliau tercantum dalam al-Quran, Allah </span><br />
<span style="font-size: small;">berfirman yang maksudnya: "Sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang agung. "Sesuatu Ummat bagaimanapun hebat Kekuatan dan Kekayaan yang dimilikinya, akan tetapi jika budi pekertinya telah binasa, maka Ummat itu akan mudah binasa. Manusia yang tidak punya akhlak, mereka sanggup melakukan apa saja untuk kepentingan dirinya. Mereka sanggup berbohong, membuat fitnah, menjual marwah diri dan keluarga, malah dengan tidak segan silu lagi dia menjual Agama dan </span><br />
<span style="font-size: small;">Negaranya. </span><br />
<br />
<br />
<strong>Sumber: <a href="http://www.mediamuslim.info/">www.mediamuslim.info </a></strong>dan <i>Syech<span style="color: red;"><span><span style="font-family: Arial,Helvetica;"> <span style="color: black; font-size: small;">Hasan Alatas</span></span></span></span></i><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-4247097254905246492010-10-09T11:30:00.000+07:002010-10-09T11:30:11.344+07:00Ditemukan, Planet Baru yang dapat dihuni<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyYokGrJJmr1CpGzDwJZ27GDWPEK47JAhgGknWysGgcLc0xSUvhey9QgiflkpQ2AT9HxLCvq6Uz_RZUKGBgAao3WN_mlQnPFzqTThoq-Q7kPcBiiCC1kq2_R8WvugtUdLqCZlw2QbxwTw/s1600/101001aplanet-baru.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyYokGrJJmr1CpGzDwJZ27GDWPEK47JAhgGknWysGgcLc0xSUvhey9QgiflkpQ2AT9HxLCvq6Uz_RZUKGBgAao3WN_mlQnPFzqTThoq-Q7kPcBiiCC1kq2_R8WvugtUdLqCZlw2QbxwTw/s1600/101001aplanet-baru.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Liputan6.com, New York:</b> Peneliti Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka telah menemukan sebuah planet baru yang dapat dihuni oleh makhluk hidup. Planet tersebut berada di luar tata surya, 20 tahun cahaya dari bumi. Para peneliti mengatakan bahwa sebuah planet baru ditemukan mengorbit pada Gliese 581, yang memancarkan cahaya dan panas. Planet ini berada pada jarak yang tepat dari bintang untuk mempertahankan air dalam bentuk cair.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mereka mengatakan bahwa gravitasi planet ini juga mirip dengan bumi, kemungkinan besar juga memiliki atmosfir yang sama. Selain itu, planet tersebut diperkirakan membuat kehidupan dapat bertahan dalam lingkungan seperti itu walaupun bukan di Bumi. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dua planet lain yang sebelumnya terdeteksi di orbit Gliese 581 juga diprekirakan mengandung kehidupan, tetapi para astronom mengatakan bahwa planet yang paling baru ini memiliki kondisi yang lebih baik dari planet-planet sebelumnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kelompok peneliti yang dipimpin oleh astronom di Universitas California dan Carnegie Institution of Washington mengumumkan hal yang paling fenomenal sepanjang sejarah setelah menghabiskan 11 tahun penelitian dengan menggunakan teleskop Keck di Hawaii. Teleskop ini adalah salah satu teleskop yang terbesar di dunia, untuk mengamati bintang tetap yang disebut Gliese 581 di konstelasi Libra.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keberadaan air dan atmosfer di planet ini belum dikonfirmasi. Saat ini, NASA akan melakukan lebih banyak penelitian yang diperlukan untuk mendukung teori astronom tersebut.(<i>NHK</i>/AYB)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber : <a href="http://tekno.liputan6.com/berita/201009/299039/Ditemukan.Planet.Baru.yang.Dapat.Dihuni">Liputan 6 </a><span id="goog_164386098"></span><span id="goog_164386099"></span></div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-26248933221460481202010-09-27T15:48:00.006+07:002010-10-06T15:26:56.885+07:00Riba<div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" scrolling="no" src="http://www.facebook.com/plugins/like.php?href=http%3A%2F%2Fislamic-center-alhusainy.blogspot.com&layout=standard&show_faces=true&width=450&action=like&colorscheme=light&height=80" style="border: medium none; height: 40px; overflow: hidden; width: 250px;"></iframe><br />
<br />
<br />
Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa <i><b>pinjaman</b></i> adalah <b>haram.</b> Ini dipertegas dalam <b style="color: black;"><a href="http://draft.blogger.com/post-edit.g?blogID=3869730976520863315&postID=2624893322146048120" title="Al-Qur'an">Al-Qur'an</a> <a href="http://draft.blogger.com/post-edit.g?blogID=3869730976520863315&postID=2624893322146048120" title="Surah Al-Baqarah">Surah Al-Baqarah</a></b> ayat 275 :</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><i>...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...</i>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pandangan ini juga yang mendorong maraknya perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank konvensional, karena menurut sebagian pendapat (termasuk <b><i>Majelis Ulama Indonesia</i></b>), <i>bunga bank</i> termasuk ke dalam riba. bagaimana suatu akad itu dapat dikatakan riba? hal yang mencolok dapat diketahui bahwa bunga bank itu termasuk riba adalah ditetapkannya akad di awal. jadi ketika kita sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi deposannya. dampaknya akan sangat panjang pada transaksi selanjutnya. yaitu bila akad ditetapkan di awal/persentase yang didapatkan penabung sudah diketahui, maka yang menjadi sasaran untuk menutupi jumlah bunga tersebut adalah para pengusaha yang meminjam modal dan apapun yang terjadi, kerugian pasti akan ditanggung oleh peminjam. berbeda dengan bagi hasil yang hanya memberikan nisbah tertentu pada deposannya. maka yang di bagi adalah keuntungan dari yang didapat kemudian dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati oleh kedua belah pihak. contoh nisbahnya adalah 60%:40%, maka bagian deposan 60% dari total keuntungan yang didapat oleh pihak bank</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Jenis-Jenis_Riba">Jenis-Jenis Riba</span></h3><div style="text-align: justify;">Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu r<i><b>iba hutang-piutang</b></i> dan <b><i>riba jual-beli</i></b>.Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasi’ah.</div><ul style="text-align: justify;"><li><b>Riba Qardh </b><br />
<br />
<br />
<ul><li>Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).</li>
</ul></li>
<li><b>Riba Jahiliyyah</b> <br />
<br />
<br />
<ul><li>Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.</li>
</ul></li>
<li><b>Riba Fadhl </b><br />
<br />
<br />
<ul><li>Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.</li>
</ul></li>
<li><b>Riba Nasi’ah </b><br />
<br />
<br />
<ul><li>Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.</li>
</ul><ul></ul></li>
</ul><div style="text-align: justify;">.</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-5668008475344338432010-09-26T22:05:00.001+07:002010-09-30T15:55:49.227+07:00<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOliIYQRd595t8RZQG8PxnPj6lyYNGVSVjb9biDQCqY8Z1Mdbe43-OsrT8SdByRZXJ15_w9NxDF0hiV_rORyoXYF4bL6kv1wkEHfMnXd2ywkzoo2WAUBA07CRPtwsgki1lCffVIU05LE/s1600/1910_KoninginWilhelminaSchoolSTMNeg.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOliIYQRd595t8RZQG8PxnPj6lyYNGVSVjb9biDQCqY8Z1Mdbe43-OsrT8SdByRZXJ15_w9NxDF0hiV_rORyoXYF4bL6kv1wkEHfMnXd2ywkzoo2WAUBA07CRPtwsgki1lCffVIU05LE/s1600/1910_KoninginWilhelminaSchoolSTMNeg.jpg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOliIYQRd595t8RZQG8PxnPj6lyYNGVSVjb9biDQCqY8Z1Mdbe43-OsrT8SdByRZXJ15_w9NxDF0hiV_rORyoXYF4bL6kv1wkEHfMnXd2ywkzoo2WAUBA07CRPtwsgki1lCffVIU05LE/s1600/1910_KoninginWilhelminaSchoolSTMNeg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBOliIYQRd595t8RZQG8PxnPj6lyYNGVSVjb9biDQCqY8Z1Mdbe43-OsrT8SdByRZXJ15_w9NxDF0hiV_rORyoXYF4bL6kv1wkEHfMnXd2ywkzoo2WAUBA07CRPtwsgki1lCffVIU05LE/s1600/1910_KoninginWilhelminaSchoolSTMNeg.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;"> </div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-67738850272849672792010-09-06T14:00:00.031+07:002011-02-17T08:20:35.446+07:00Tukar Link<b>Mau Tuker Link ?</b> Gampang koq caranya .<span class="fullpost">Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali </span> .<br />
<br />
<div style="color: blue; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><blink>Ayo Kita Sambung Tali Silaturahmi..!!</blink></b></span></div><center><br />
<a href="http://www.islamic-center-alhusainy.blogspot.com/" target="_blank" title="Tukar Link"><img alt="islamic center" border="0" src="http://i1000.photobucket.com/albums/af123/syaihu4140/LINK.gif" /></a><br />
<textarea name="code" rows="6" cols="16" readonly="readonly" onclick="this.focus(); this.select();"><a href="http://islamic-center-alhusainy.blogspot.com" target="_blank" /><br />
<img src="http://i1000.photobucket.com/albums/af123/syaihu4140/LINK.gif" border="0" alt="Islamic Center" /></a></textarea></center>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-7514623002949792142010-09-02T22:41:00.009+07:002010-10-06T15:30:34.090+07:00Ibnu Sina ( Avicenna )<div style="text-align: justify;"><b>Taukah kamu siapa itu Avicenna ( Penemu ilmu kedokteran )......??? </b></div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Ibnu Sina</b> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/980" title="980">980</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1037" title="1037">1037</a>) dikenal juga sebagai <b>Avicenna</b> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dunia_Barat" title="Dunia Barat">Dunia Barat</a> adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persia" title="Persia">Persia</a> (sekarang sudah menjadi bagian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a>). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Persia" title="Bahasa Persia">Persia</a> <b>ابوعلى سينا</b> <i>Abu Ali Sina</i> atau dalam tulisan arab : <b>أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا</b>). Ibnu Sina lahir pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/980" title="980">980</a> di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Afsyahnah&action=edit&redlink=1" title="Afsyahnah (halaman belum tersedia)">Afsyahnah</a> daerah dekat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukhara" title="Bukhara">Bukhara</a>, sekarang wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a> (kemudian <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persia" title="Persia">Persia</a>), dan meninggal pada bulan Juni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1037" title="1037">1037</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hamadan" title="Hamadan">Hamadan</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persia" title="Persia">Persia</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Iran">Iran</a>).</div><div style="text-align: justify;">Dia adalah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pengarang" title="Pengarang">pengarang</a> dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filosofi" title="Filosofi">filosofi</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran" title="Kedokteran">kedokteran</a>. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=George_Sarton&action=edit&redlink=1" title="George Sarton (halaman belum tersedia)">George Sarton</a> menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a> dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Book_of_Healing&action=edit&redlink=1" title="The Book of Healing (halaman belum tersedia)">The Book of Healing</a></i> dan <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=The_Canon_of_Medicine&action=edit&redlink=1" title="The Canon of Medicine (halaman belum tersedia)">The Canon of Medicine</a></i>, dikenal juga sebagai sebagai <i>Qanun</i> (judul lengkap: <i>Al-Qanun fi At Tibb</i>).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Awal_Kehidupan">Awal Kehidupan</span></h2><div style="text-align: justify;">Kehidupannyan dikenal lewat sumber - sumber <i>berkuasa</i>. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Juzjani,_Abu_Ubaid&action=edit&redlink=1" title="Juzjani, Abu Ubaid (halaman belum tersedia)">al-Juzajani</a>, yang juga sekretarisnya dan temannya.</div><div style="text-align: justify;">Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Islam" title="Kalender Islam">H</a>) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a> (bagian dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persia" title="Persia">Persia</a>). Ayahnya, seorang sarjana terhormat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ismaili&action=edit&redlink=1" title="Ismaili (halaman belum tersedia)">Ismaili</a>, berasal dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Balkh" title="Balkh">Balkh</a> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Greater_Khorasan&action=edit&redlink=1" title="Greater Khorasan (halaman belum tersedia)">Khorasan</a>, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Samanids&action=edit&redlink=1" title="Samanids (halaman belum tersedia)">Nuh ibn Mansur</a>, sekarang wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afganistan" title="Afganistan">Afganistan</a> (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukhara" title="Bukhara">Bukhara</a>.</div><div style="text-align: justify;">Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ismaili&action=edit&redlink=1" title="Ismaili (halaman belum tersedia)">Ismaili</a>, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.</div><div style="text-align: justify;">Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Intellect&action=edit&redlink=1" title="Intellect (halaman belum tersedia)">intellectual</a> dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Child_prodigy&action=edit&redlink=1" title="Child prodigy (halaman belum tersedia)">Child prodigy</a></i> yang telah menghafal <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran" title="Al-Quran">Al-Quran</a> pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aritmatika" title="Aritmatika">aritmatika</a>, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.</div><div style="text-align: justify;">Meskipun bermasalah besar pada masalah - masalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika" title="Metafisika">metafisika</a> dan pada beberapa tulisan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles" title="Aristoteles">Aristoteles</a>. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Filosofi" title="Filosofi">filosofi</a>, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku - bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" title="Masjid">masjid</a>, dan terus salat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan - kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca <i>Metaphysics</i> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles" title="Aristoteles">Aristoteles</a>, sampai kata - katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak dikenal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Farabi&action=edit&redlink=1" title="Farabi (halaman belum tersedia)">Farabi</a>, yang dibelinya di suatu kedai buku seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.</div><div style="text-align: justify;">Dia mempelajari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran" title="Kedokteran">kedokteran</a> pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode - metode baru dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perawatan&action=edit&redlink=1" title="Perawatan (halaman belum tersedia)">perawatan</a>. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa "Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika" title="Matematika">matematika</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika" title="Metafisika">metafisika</a>, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat - obat yang sesuai." Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.</div><div style="text-align: justify;">Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emir" title="Emir">emir</a>, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan" title="Perpustakaan">perpustakaan</a> raja <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Samanids&action=edit&redlink=1" title="Samanids (halaman belum tersedia)">Samanids</a>, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh - musuh Ibnu Sina menuduh dia yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.</div><div style="text-align: justify;">Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Samanid_dynasty&action=edit&redlink=1" title="Samanid dynasty (halaman belum tersedia)">Samanid dynasty</a> menuju keruntuhannya pada Desember <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1004" title="1004">1004</a>. Ibnu Sina menolak pemberian <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahmud_of_Ghazni&action=edit&redlink=1" title="Mahmud of Ghazni (halaman belum tersedia)">Mahmud of Ghazni</a>, dan menuju kearah Barat ke <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Urgench&action=edit&redlink=1" title="Urgench (halaman belum tersedia)">Urgench</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a> modern, dimana <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vizier" title="Vizier">vizier</a>, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nishapur&action=edit&redlink=1" title="Nishapur (halaman belum tersedia)">Nishapur</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Merv&action=edit&redlink=1" title="Merv (halaman belum tersedia)">Merv</a> ke perbatasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Khorasan" title="Khorasan">Khorasan</a>, mencari suatu <i>opening</i> untuk bakat - bakatnya. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Shams_al-Ma%27%C3%A4li_Q%C3%A4btis&action=edit&redlink=1" title="Shams al-Ma'äli Qäbtis (halaman belum tersedia)">Shams al-Ma'äli Qäbtis</a>, sang dermawan pengatur <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dailam&action=edit&redlink=1" title="Dailam (halaman belum tersedia)">Dailam</a>, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1052" title="1052">1052</a>) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gorgan&action=edit&redlink=1" title="Gorgan (halaman belum tersedia)">Gorgan</a>, dekat <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laut_Kaspi&action=edit&redlink=1" title="Laut Kaspi (halaman belum tersedia)">Laut Kaspi</a>, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ramuan didekat rumahnya sendiri dimana Ibnu Sina belajar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logika" title="Logika">logika</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi" title="Astronomi">astronomi</a>. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini, dan permulaan dari buku <i>Canon of Medicine</i> juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hyrcania&action=edit&redlink=1" title="Hyrcania (halaman belum tersedia)">Hyrcania</a>.</div><h2 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Kematian">Kematian</span></h2><div style="text-align: justify;">Ibnu Sina wafat pada tahun 1037 M di Hamadan, Iran, karena penyakit maag yang kronis. Ia wafat ketika sedang mengajar di sebuah sekolah. saat itu dia sedang sakit parah tetapi tetap saja bersikeras utuk mengajar anak-anak, saat dia wafat anak-anak itu merasa beruntung sekali mempunyai kesempatan untuk bertemu ke ibnu sina untuk terakhir kalinya karena saat akan dibawa ke rumah dia sudah kehilangan nyawa dan tidak dapat ditolong</div><h2 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Karya_Ibnu_Sina">Karya Ibnu Sina</span></h2><ul style="text-align: justify;"><li>Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas:Aturan Pengobatan)</li>
<li>Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)</li>
<li>An Najat</li>
</ul><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-27883769247570034122010-09-02T17:29:00.003+07:002010-09-30T15:55:47.793+07:00Topologi Pohon ( Tree )<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTW19JO2kdoragO5ROkfCt5Yb2BKoDmebV_yFZt4297T4TFxlGSet06oEaFxcXaQA35Je3C5KWIy_y6dfdfMqt9mYi2FIUjtfRcb4N627jMHa5Ik1DZ4CoaDAxwCTkpclf9UIbkx2zFYY/s1600/tree.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTW19JO2kdoragO5ROkfCt5Yb2BKoDmebV_yFZt4297T4TFxlGSet06oEaFxcXaQA35Je3C5KWIy_y6dfdfMqt9mYi2FIUjtfRcb4N627jMHa5Ik1DZ4CoaDAxwCTkpclf9UIbkx2zFYY/s1600/tree.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Topologi Tree</span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><u><span style="color: blue;">Topologi Jaringan Pohon</span></u> (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai <u><span style="color: blue;">topologi jaringan bertingkat</span></u>. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok...<br />
digunakan pada sistem jaringan komputer .</div><div></div><div style="text-align: justify;">Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (<i><span style="color: blue;">node</span></i>). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node-7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7. Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-80649990883761823552010-09-02T17:25:00.007+07:002010-09-30T15:55:47.797+07:00Topologi Mesh ( Jala )<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTXYVEWl5Y9BjyRl9hAEXpUmo-z_S0zHAU6TnOFpHjMQh0HVqlFkDiIbOOqmCiCYtyQBjxC2Xo2JWZGqXEdWEg9RfgZKjq09s-nD5WsQ3w8UXfKATJeWn7aGfVeZy2qO1moeOWYV5zLBQ/s1600/mesh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTXYVEWl5Y9BjyRl9hAEXpUmo-z_S0zHAU6TnOFpHjMQh0HVqlFkDiIbOOqmCiCYtyQBjxC2Xo2JWZGqXEdWEg9RfgZKjq09s-nD5WsQ3w8UXfKATJeWn7aGfVeZy2qO1moeOWYV5zLBQ/s1600/mesh.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Topologi Mesh</span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"><u><span style="color: blue;">Topologi jala</span></u> adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (<i style="color: blue;">dedicated links</i>).</div><div style="text-align: justify;">Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port Input/Output (<i><span style="color: blue;">I/O ports</span></i>).</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dicontohkan bahwa apabila sebanyak <u><span style="color: blue;">5 (lima) komputer</span></u> akan dihubungkan dalam bentuk topologi mesh maka agar seluruh koneksi antar komputer dapat berfungsi optimal, diperlukan kabel koneksi sebanyak 5(5-1)/2 = 10 kabel koneksi, dan masing-masing komputer harus memiliki port I/O sebanyak 5-1 = 4 port (lihat gambar).</div><div style="text-align: justify;">Dengan bentuk hubungan seperti itu, topologi mesh memiliki beberapa kelebihan, yaitu:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Hubungan dedicated links menjamin data langsung dikirimkan ke komputer tujuan tanpa harus melalui komputer lainnya sehingga dapat lebih cepat karena satu link digunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang dituju saja (tidak digunakan secara beramai-ramai/sharing).</li>
<li>Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya.</li>
<li>Privacy dan security pada topologi mesh lebih terjamin, karena komunikasi yang terjadi antara dua komputer tidak akan dapat diakses oleh komputer lainnya.</li>
<li>Memudahkan proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan koneksi antar komputer.</li>
</ul><div style="text-align: justify;">Meskipun demikian, topologi mesh bukannya tanpa kekurangan. Beberapa kekurangan yang dapat dicatat yaitu:</div><ul style="text-align: justify;"><li>Membutuhkan banyak kabel dan <u><span style="color: blue;">Port I/O</span></u>. semakin banyak komputer di dalam topologi mesh maka diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O (lihat rumus penghitungan kebutuhan kabel dan Port).</li>
<li>Hal tersebut sekaligus juga mengindikasikan bahwa topologi jenis ini * Karena setiap komputer harus terkoneksi secara langsung dengan komputer lainnya maka instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit.</li>
<li>Banyaknya kabel yang digunakan juga mengisyaratkan perlunya space yang memungkinkan di dalam ruangan tempat komputer-komputer tersebut berada.</li>
</ul><div style="text-align: justify;">Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing komputer utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang berbeda (<i><span style="color: blue;">hybrid network</span></i>).</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-25763386621795232632010-09-02T17:20:00.003+07:002010-09-30T15:55:47.800+07:00Topologi Bus<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmyDDhwB5DZ1DTulHd1E9tCROfJ7I4HxsQUwGDx1D99b_4ODORDHKogDpG0-dUlGVQMEVyvKstSsWoU37-hp7fQqYxDZnGf-CMf7H9zp-ktPQ99pT_qfCuoxsN_j5nRt_H8xVs6jFoO7I/s1600/bus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmyDDhwB5DZ1DTulHd1E9tCROfJ7I4HxsQUwGDx1D99b_4ODORDHKogDpG0-dUlGVQMEVyvKstSsWoU37-hp7fQqYxDZnGf-CMf7H9zp-ktPQ99pT_qfCuoxsN_j5nRt_H8xVs6jFoO7I/s1600/bus.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Topologi Bus</span></td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Pada <i><u><span style="color: blue;">topologi bus</span></u></i> dua unjung jaringan harus diakhiri dengan sebuah terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan <u><span style="color: blue;">kabel BNC</span></u>. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan..<br />
mentap Ethernetnya sepanjang kabel.</div><div></div><div style="text-align: justify;">Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server, yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi.</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas<u><span style="color: blue;"> 5-7 komputer</span></u>. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>* Keunggulan topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.</b></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>*Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan<u><span style="color: blue;"> T-Connector</span></u> (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan <u><span style="color: blue;">kabel coaxial</span></u> adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).</div>Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3869730976520863315.post-37142965979552643172010-09-02T17:12:00.001+07:002010-09-30T15:55:47.802+07:00Topologi Ring ( Cincin )<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPh_6RhI28tko81owFkw_tiViofmzD_NIGta4Z6gZjDUBFG7XEpMJSGcwOSQo9zn08oyFgJjSkxBuB-HuNZhR2-Pi0nWriug98Nq5inch30NmIJ9AxsQyK7CC3bWt2WwctvXJ70MFMWpM/s1600/220px-NetworkTopology-Ring.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPh_6RhI28tko81owFkw_tiViofmzD_NIGta4Z6gZjDUBFG7XEpMJSGcwOSQo9zn08oyFgJjSkxBuB-HuNZhR2-Pi0nWriug98Nq5inch30NmIJ9AxsQyK7CC3bWt2WwctvXJ70MFMWpM/s1600/220px-NetworkTopology-Ring.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="color: blue;">Topologi Ring</span></td></tr>
</tbody></table><br />
<b></b><br />
<b>Topologi cincin</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Topologi_jaringan" title="Topologi jaringan">topologi jaringan</a> berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jaringan_FDDI&action=edit&redlink=1" title="Jaringan FDDI (halaman belum tersedia)">Jaringan FDDI</a> mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara bersamaan.Syaihu Alhusainyhttp://www.blogger.com/profile/08579501076395006466noreply@blogger.com0